Berita

Seorang perempuan mengenakan masker berada di depan monumen logo Olimpiade Tokyo 2020/Net

Olahraga

Menanti Olimpiade Tokyo 2020, Komite Penyelenggara: Vaksin Adalah Kunci

RABU, 22 JULI 2020 | 13:18 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Olimpiade Tokyo seharusnya dibuka dengan megah dan meriah pada 23 Juli 2020. Sayangnya, virus corona datang, meluluhlantahkan semua persiapan yang telah dibuat oleh Komite Penyelenggara, hingga akhirnya ajang tahunan tersebut ditunda setidaknya selama satu tahun.

Kepada penyiar nasional NHK pada Rabu (22/7), Ketua Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, Yoshiro Mori mengatakan, saat ini pihaknya hanya berharap pada satu hal, vaksin.

"Secara khusus, poin pertama adalah vaksin atau obat telah dikembangkan," ujarnya seperti dikutip kembali oleh CNA.

"Jika keadaan terus seperti sekarang, kita tidak bisa (melanjutkannya)," sambungnya.

Olimpiade Tokto 2020 seharusnya digelar pada Maret. Namun wabah Covid-19 membuat pemerintahan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menundanya menjadi Juli.

Situasi yang tidak memungkinkan saat ini juga membuat pertandingan dunia tersebut ditunda selama satu tahun, menjadi 23 Juli 2021. Penundaan tersebut menjadi yang terburuk kedua sejak Perang Dunia II.

"Saya tidak bisa membayangkan situasi seperti ini akan berlanjut selama satu tahun lagi," kata Mori.

Dari jajak pendapat yang dilakukan oleh Kyodo News yang diterbitkan pada pekan ini, hanya satu dari empat orang di Jepang yang ingin menyaksikan Olimpiade Tokyo tahun depan. Sebagian besar warga ingin Olimpiade tetap berlanjut tahun ini atau dibatalkan sama sekali.

Mereka yang mendukung Olimpiade dilakukan tahun ini menyarankan agar para penonton dibatasi atau mengadakan permainan di ruang tertutup.

Namun Mori mengatakan, mengadakan acara tanpa penggemar bukanlah pilihan untuk saat ini.

"Jika itu satu-satunya cara untuk melakukannya, maka itu adalah sesuatu yang harus kita pertimbangkan. Jika itu terjadi, mungkin ada pembicaraan tentang pembatalan," ujar Mori.

Dengan sisa waktu satu tahun, banyak keraguan yang muncul karena penanganan wabah yang masih belum usai. Bahkan beberapa negara mengalami lonjakan kasus baru, termasuk Jepang.

Sejauh ini, Jepang sudah melaporkan 26.300 kasus Covid-19 secara nasional dengan 989 kematian.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya