Berita

Ahmad Mumtaz Rais dari PAN dan Danang Wicaksana Sulistya dari Partai Gerindra ketika bertemu di Kemang Village, Jakarta Selatan, Senin (13/7)/Istimewa

Politik

Persahabatan Dua Politisi Beda 'Jubah'

RABU, 15 JULI 2020 | 08:51 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Persahabatan memang mengasyikkan. Sejatinya pula, sahabat itu saling mendukung. Mungkin, itulah yang terjadi dengan Ahmad Mumtaz Rais dan Danang Wicaksana Sulistya.

Keduanya politisi. Keduanya sama-sama elite partai. Mumtaz Rais adalah seorang petinggi PAN, sementara Danang Wicaksana dikenal sebagai petinggi Partai Gerindra.

Mereka sahabat lama. Sampai pada suatu momen penting, yakni jelang Pilkada 2020, khususnya di Sleman. Keduanya seperti saling memahami.

“Nah terkait Pilkada Sleman 2020, setelah saya kurang berminat dari pencalonan kepala daerah Sleman, maka makin ramai. Apalagi saat itu juga ada semacam diskusi bertajuk 'quo vadis suara milenial Sleman' setelah mundurnya Mumtaz Rais. Makin ramai. Harus ada wakil dari milenial,” kata Mumtaz, saat dihubungi, Selasa (14/7).

Mumtaz menuturkan, ketika dirinya ke Jakarta, sahabatnya itu menghubunginya.

“Iya, Mas Danang mengontak saya, 'Ngopi-ngopi yuk'. Nah, dari pertemuan dengan sahabat saya itu, munculah diskusi tentang Sleman. Ya arahnya Mas Danang tertarik ikut berkompetisi di Pilkada Sleman,” katanya.

Gayung bersambut. “Kamu masih muda, ya tergolong muda. Jadi bisa-bisa terjadi koalisi. Ceruk pasar milenial tidak bisa dianggap remeh,” kata Mumtaz kepada Danang saat itu.

Mumtaz memuji sahabatnya itu. Danang konteksnya suara anak muda.

“PAN-Gerindra bisa berjalan bersama. PAN sendiri tidak bisa mengusung karena cuma punya 6 kursi. Gerindra pun demikian, hanya 6 kursi di DPRD.

“Kalau, ya kalau loh ya. Kan syarat bisa mengusung minimal 10 kursi di DPRD,” katanya.

Dituturkan Mumtaz, setelah dirinya kurang berminat dalam pencalonan kepala daerah di Pilkada Sleman, maka PAN makin terlihat seperti “gadis cantik”.

“Karena seperti ada tradisi, khususnya di Pilkada Sleman, calon yang diusung PAN pasti menang. Itu sejak 2005 loh.  Kalau konteks Sleman, sing enthok PAN sing bakal menang. historical repeat itself. Makanya, yang mendekati saya juga banyak,” katanya.

Mumtaz melanjutkan, banyak tokoh juga elite parpol yang berminat maju di Pilkada Sleman menemui dirinya.

“Semuaya saya temui, Pokoknya, pemimpin Sleman harus mampu memakmurkan kampung halaman. Sampai hari ini siapa calonnya, belum putus,” katanya.

Ketua DPP PAN ini melanjutkan, dalam rapat harian PAN, Ketua Umum Zulkifli Hasan memberikan ruang kepada dirinya untuk berdinamika, mendapatkan calon terbaik, mampu merebut ceruk suara.

“Kebetulan, saya yang akan memutuskan siapa yang PAN dukung untuk Pilkada Sleman. Saya tentunya sangat hati-hati. Saya akan di pertengahan Agustus,” ucapnya.

Bagaimana jika yang diusung PAN dari Gerindra?

“Dari dulu, PAN dan Gerindra punya konsep dan kemiripan yang sama. Ketum Zulhas-Prabowo bersahabat. Persahabatan keduanya ditiru oleh kader kedua parpol hingga tingkat cabang. Secara ideologi, kami sejalan. Platform politik partai sejalan, pelaku politik seirama, chemistry-nya seirama. Pusat sampai cabang,” ucapnya.

Lalu bagaimana Danang Wicaksana menanggapi persahabatannya dengan Mumtaz? Saat dihubungi, elite Gerindra ini mengakui bahwa Mumtaz Rais adalah sahabatnya. “Yo,” katanya.

Danang pun menuturkan, Mumtaz sering mengajak berdiskusi soal politik. “Ya sering berkomunikasi. Waktu itu, Mas Mumtaz mundur dari pencalonan, ya jadi gaduh. Padahal, Gerindra ya masih ingin bersama PAN. Makane aku yo komunikasi dengan mas Muntaz. Obrolanne yo macem-macem. Misalnya, bagaimana memajukan Sleman,” katanya.

Lanjut Danang, saat ini zaman serbaonline digital. “Tapi enggak asal TikTok-an. Poko'e ada perubahan di Sleman,” ucapnya.

Dia mengemukakan, terkait pencalonan diserahkan kepada mekanisme internal partai masing-masing. “Ya masih berproses. Semoga landing-nya baik,” tandasnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya