Berita

Rapat Komisi III DPR RI bersama dengan Imigrasi/RMOL

Politik

Djoko Tjandra Seperti Dikasih Karpet Merah, Komisi III: Kita Enggak Usah Main Cilukba

SENIN, 13 JULI 2020 | 14:24 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Saat rapat dengar pendapat (RDP) di DPR, Komisi III ramai-ramai mencecar Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Jhoni Ginting mengenai kasus buronan Djoko Tjandra yang 'lolos' masuk ke Indonesia dan membuat paspor.

Anggota Komisi III DPR fraksi Demokrat, Benny Kabur Harman bahkan mengatakan bahwa buronan kasus bank Bali tersebut terkesan diberi karpet merah oleh pemerintah.

"Apabila dokumen-dokumen ini benar, kita enggak usah ikut main cilukba, ini permainan," ungkapnya sembari menunjukkan fotocopy paspor yang dikeluarkan Imigrasi Jakarta Utara di ruang rapat, Senin (13/7).

"Saya rasa publik punya akal sehat untuk buat penilaian. Tapi penjelasan dan dokumen yang ada, makin meyakinkan kita bahwa masuknya Djoko ini memang dikawal, dikasih karpet merah oleh pemerintah," imbuhnya menegaskan.

Benny lantas membeberkan kronologis 'lolosnya' Djoko Tjandra yang disebut telah menjadi warga negara Papua Nugini. Pada 5 Mei 2020, polisi lewat divisi hubungan internasional mengirim surat perihal penyampaian red notice.

Kemudian pada 13 mei 2020 penghapusan nama Djoko Tjandra dari sistem DPO pada SIMKIM Imigrasi. Selanjutnya, pada 27 juni 2020 ada permintaan DPR dari Kejagung supaya Djoko Tjandra berstatus DPO.

"Tanggal 3 juli 2020 Kejagung kirim surat lagi perihal pecegahan ke luar negeri atas nama Djoko Tjandra yang ditindaklanjuti Dirjen dan buat siar ke seluruh penjuru negara supaya dilakukan pencegahan atas nama Djoko Tjandra. Lalu 23 Juni ada juga paspornya," bebernya sambil menunjukkan fotocopy paspor Djoko Tjandra.

Atas dasar itu, ia meminta pemerintah terbuka soal kasus Djoko Tjandra agar terang benderang apa yang sebenarnya terjadi.

"Saya lebih setuju, lebih senang bila pemerintah terbuka bahwa kita memang membutuhkan Djoko di situasi Covid-19 ini untuk investasi. Mungkin juga bawa uang seperti yang dilakukan Menkumham jemput Maria di Serbia sana, kurang kerjaan juga menteri ini suruh saja poilisi jemputnya," selorohnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya