Berita

Ilustrasi buzzer/Net

Publika

Jangan Dukung Kerusakan Negara

SENIN, 13 JULI 2020 | 08:58 WIB

TATANAN kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk bermasyarakat sesuai tradisi filosofi Pancasila yang "eka prasetya panca karsa" yaitu suatu tekad kuat untuk melaksanakan kelima sila Pancasila secara selaras dan serasi, tampaknya beberapa tahun ini mengalami “erosi” yang cukup drastis. Memprihatinkan.

Kita menyaksikan sebuah perilaku kepemimpinan yang tidak memahami cara menjaga martabat bangsanya sejak 2014 akhir hingga kini. Amanat rakyat seakan hanya batu loncatan untuk menggegam kekuasaan semata. Sebab kalau benar tidak seperti itu, maka segala kisruh konflik di ruang sosial politik masyarakat tidak menajam setiap saat.

Memakai buzzer yang berbiaya besar ternyata sama sekali jauh dari watak kebenaran seorang pemimpin. Merusak moralitas publik dan membangun perselisihan yang cenderung mengkotak-kotakan strata berpolitik dan sosial rakyat secara destruktif.

Bertebarannya pencitraan yang berlebihan ibarat “jauh bumi dari langit” semakin membuat kewibawaan diri di mata masyarakat tercibirkan. Banyaknya meme sinisme yang tak terbantahkan menjadi bahan olok-olok dan tertawaan netizen menunjukan kebenaran akan arti yang terkandung di dalamnya.

Bahkan analisa yang lebih mendalam menunjukan indikasi adanya pemimpin di atas pemimpin yang mengatur banyak hal, sehingga tampilan kepemimpinan asli tampak tidak menguasai substansi persoalan.

"Itu bukan urusan saya" adalah sebuah penggalan pernyataan yang termasuk populer tingkat memalukannya di kalangan netizen medsos.

Indonesia memang terasa sekali memasuki era “the country has no leadership” beberapa tahun terakhir ini. Publik pun tahu ada bayang-bayang penguasa “untouchable” yang mendahului “the real leader”. Jangan ditanya siapa saja, karena watak pura-pura telah tumbuh liar menyertai kekuasaan sejak 2014 ini.

Setelah pilpres 2019 yang ditengarai cacat hukum dan moral itu sehubungan dengan kebrutalan proses pemilihannya dan adanya SK MA itu, kini sejak memasuki tahun 2020 kepemimpinan semakin terasa hambar dan tiada menyentuh sanubari rakyat apapun.

Menjadi semakin tidak berarti kepemimpinan nya, ketika sebuah upaya maha bahaya untuk menggantikan Pancasila yang murni muncul melalui wadah RUU HIP yang sontak menggerak kan seluruh elemen masyarakat di tanah air.

Ratusan ormas Islam besar dan kecil di seluruh tanah air, serta organisasi kelima Agama lainnya, juga berbagai kelompok independen termasuk kelompok masyarakat Tionghoa dibuat tergetar bereaksi keras menolak dan meminta diberangus dari prolegnas DPR.

Kenyataan bertubi-tubi penuh dengan benih-benih kepahitan rakyat yang terakumulasi dari kepemimpinan yang sempat dijuluki 'petugas partai' memang saatnya mengevaluasi kemampuan diri sendiri.

Sudah jenuh dirasakan bagaimana masalah rakyat bukan terselesaikan, tetapi semakin membebani lahir bathin. Yang terasa hanya siasat-siasat mempertahankan kekuasaan semata-mata.

Tak akan pernah ditemukan sebuah negara yang rakyatnya secara umum sejahtera lahir bathin bila kepemimpinan tak menghadirkan rasa perlindungan yang dibutuhkan bangsanya.

Para sosok tokoh bangsa dan penggiat-penggiat kepedulian pada rakyat, hendaknya dapat berpikir dan berani menarik kesimpulan dengan hati nurani terdalam, akankah terus atau menghentikan langkah agar tidak menjadi bagian yang tanpa sadar turut mendukung kerusakan negara ini.

Adian Radiatus
Pemerhati sosial dan politik


Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya