Berita

Anies Baswedan di tanah reklamasi yang izinnya dihentikan/Net

Nusantara

Isu Reklamasi Ancol Jadi Liar, Pengamat: Cebong Masih Belum Move On

MINGGU, 12 JULI 2020 | 13:15 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Isu reklamasi Pulau Ancol dinilai sengaja digoreng oleh pendukung calon gubernur DKI Jakarta yang kalah di Pilkada 2017 lalu untuk menyerang sosok Anies Baswedan.

Mereka juga sengaja tampak bebal saat mendengar penjelasan Anies Baswedan mengenai perbedaan reklamasi yang dilakukannya, dengan reklamasi yang telah dihentikan.

 Pakar politik dan hukum dari Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam menjelaskan bahwa reklamasi perluasan Ancol berbeda dengan 17 pulau reklamasi yang sudah dicabut izinnya oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.


"Reklamasi Ancol ini kan tujuannya untuk sosial kemasyarakatan, bukan untuk tujuan komersil. Untuk itu harus dilihat secara jernih apa dan mengapa reklamasi Ancol dilakukan," ujarnya saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (12/7).

Berbeda dengan reklamasi yang dilakukan di era Ahok, reklamasi ini memanfaatkan tanah urukan dari hasil pengerukan lumpur di 13 sungai dan waduk yang ada di wilayah Pemprov DKI.

Lebih tepatnya, apa yang akan dilakukan Anies Baswedan bukan reklamasi, melainkan revitalisasi.

“Karena menggunakan tanah dari hasil pengerukan yang justru akan melancarkan aliran sungai dan waduk yang ada di Jakarta," jelasnya.

Saiful pun heran dengan pihak-pihak yang bebal dan justru membuat isu ini menjadi liar. Menurutnya, tujuan isu ini dikaburkan sebatas untuk menyalahkan Anies Baswedan.

Dugaan Saiful Anam lantas tertuju pada pendukung pasangan 01 di Pilpres 2019 lalu, yang di Pilkada DKI juga mayoritas jadi pendukung Ahok, masih belum bisa move one. Pendukung yang dulu kerap disebut sebagai cebong itu masih menganggap ada perang yang harus diselesaikan.

"Saya menduga ini cebong belum move on tentang Pilkada DKI, padahal kandidatnya sudah mendapatkan kursi jabatan terbaik masing-masing. Jadi untuk apalagi ribut-ribut dan mencari kesalahan orang lain," demikian Saiful Anam.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya