Berita

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim/Net

Nusantara

Nadiem Gunakan 'Merdeka Belajar', FSGI: Sama Saja Mempopulerkan Perusahaan Tersebut

SABTU, 11 JULI 2020 | 09:01 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Istilah 'Merdeka Belajar' ternyata bukan lahir murni dari pemikiran Kemendikbud dalam hal ini Menteri Nadiem Makarim. Merdeka Belajar, yang selama ini dianggap sebagai kebijakan dari salah satu program inisiatif Nadiem, adalah merek dagang sebuah perusahaan pendidikan swasta nasional.

Wasekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Satriwan Salim, mengatakan, dengan Kemendikbud menggunakan idiom Merdeka Belajar yang sudah dimiliki oleh perusahaan tertentu, menjadi bukti bahwa Kemdikbud tidak kreatif, tidak  memiliki kota kata sendiri.

Ia khawatir dengan adanya fakta ini akan menjadi masalah di kemudian hari mengingat semua orang saat ini menggunakan istilah Merdeka Belajar.

Ia sendiri mengaku terkejut ketika mengetahui kebijakan yang diusung Nadiem Makarin, 'Merdeka Belajar' ternyata adalah nama merek yang telah dimiliki perusahaan yang juga bergerak di bidang pendidikan sejak 2015.

"Di sekolah, di buku panduan dan seterusnya, kita euforia dengan istilah Merdeka Belajar. Singkat cerita, kita dapat info dari beberapa kawan adanya istilah Merdeka Belajar dalam konteks perusahaan. Saya kaget juga," kata Satriwan, dalam acara daring yang diadakan oleh VOX Point Indonesia, Indra Charismiadji, di Jakarta, Jumat (10/7).

Istilah Merdeka Belajar digunakan oleh pemerintah, termasuk instansi pendidikan resmi di Indonesia. Menurut Satriawan, walaupun pemilik merek resmi saat ini tidak menuntut royalti, tetapi bisa saja ke depannya keadaan akan berubah.  

Selain itu juga, rasanya tidak etis menggunakan nama merek yang ada sebelumnya.

"Jangan sampai seolah-olah negara dalam hal ini menggunakan idiom yang sudah dipakai oleh perusahaan. Kan sama saja dengan mempopulerkan perusahaan tersebut," kata Satriwan menambahkan.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya