Berita

Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra/Net

Politik

Banyak Disrupsi Akibat Covid-19, Azyumardi Azra: Satu-satunya Solusi Adalah Dialog

RABU, 08 JULI 2020 | 02:49 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pagebluk virus corona baru atau Covid-19 telah menimbulkan berbagai macam disrupsi disejumlah sektor, termasuk agama.

Disrupsi pada bidang agama ini sedikit banyaknya dipengaruhi oleh faktor teologis, keimanan, dan perilaku pemuka dan penganut agama hingga peran para pemimpin negara.

Demikian disampaikan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra saat mengisi diskusi daring bertajuk "Pandemik covid-19 dalam perspektif agama dan kebudayaan" pada Selasa (7/7).

"Nah terjadi kekacauan-kekacauan dalam bidang agama itu disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, terkait dengan keimanan dan teologi. Kedua, terkait dengan praksis ibadah agama," ujar Azyumardi Azra.

"Ketiga, dikalangan para fungsionaris agama itu ada kekacauan diantara mereka. Keempat, para pemimpin/pejabat dengan kebijakan yang saling bertolak belakang dan menimbulkan pertikaian di kalangan agama," sambungnya.

Wakil Ketua Umum Dewan Pertimbangan MUI ini menguraikan, masih kerap terjadi adanya pemahaman yang belum utuh terkait masalah teologis dan keimanan dalam kehidupan kegamaan dalam menyikapi wabah Covid-19.

Sehingga, tak jarang kegiatan keagamaan sempat menjadi salah satu kluster penuluaran Corona.

"Misalnya, kebanyakan orang Islam menganut paham asyariah dan jabariyah, setiap orang itu sudah digariskan kehidupannya dia menjalani saja 'nggak usah takut sama corona ya, kok takutnya sama corona bukan sama Tuhan', ini kan teologinya begitu," jelasnya.

"Misalnya di Korea Selatan itu kan munculnya gereja, gereja yang enggak percaya ada corona gitu dan akhirnya menyebar ke mana-mana. Begitu juga di Indonesia misalnya, kita lihat klaster dari orang-orang jamaah tabligh yang pulang dari Selangor, tabligh akbar di Goa, itu kemudian jadi tempat penularan," dia menguraikan.

Artinya, kata dia, penularan dari klaster agama tidak hanya di kalangan kaum muslimin. Tetapi, juga di kalangan Gereja Kristen juga terjadi hal yang sama.

Ia menambahkan, ketegangan-ketegangan itu juga dipengaruhi oleh merosotnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap para pemangku kepentingan dalam hal ini pejabat negara baik daerah maupun pusat, hingga para petugas medis itu sendiri.  

"Merosotnya kepercayaan masyarakat di daerah-daerah tertentu kepada pemerintah, juga kepada petugas-petugas medis, merosot sekali, mereka tidak percaya," ucapnya.  

"Dan bahkan, mereka tidak percaya juga misalnya juga pengobatan modern. Akhirnya lari kepada perdukunan. Termasuk minyak eucalyptus itu yang mau digantungkan di leher (kalung anti Corona produk Kementan) ya gak masuk akal," imbuhnya menyesalkan.

Lebih lanjut, dari sejumlah kekacauan-kekacauan tersebut sedianya dapat diantisipasi dengan dialog antar semua stakeholder terkait mulai dari peran para pemuka agama hingga pemerintah yang harus mengejawantahkan perilaku menghadapi Covid-19.

"Maka cara satu-satunya adalah dialog, dengan dialog," kata Azyumardi Azra.

Meskipun, sambungnya, sumber dari kekacauan itu adalah kebijakan pemerintah dengan pejabat pemerintah yang berbeda satu sama lain.

"Misalnya presiden Jokowi bilang jangan mudik, tapi Menko Maritim dan Investasi membebaskan angkutan antar kota misalnya. Ini kan berbeda-beda, padahal kemudian seruan mengeluarkan maklumat supaya jangan mudik, tetapi pejabat memberikan fasilitas. Jadi, kontradiksi satu sama lain," sesalnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya