Berita

Ketua Komisi III DPR RI, Herman Hery didamping Ketua KPK Firli Bahuri dan anggota Komisi III DPR/RMOL

Politik

Kerja Dewas Hingga Kendala Kasus Jadi Pertanyaan Komisi III Saat RDP Di KPK

SELASA, 07 JULI 2020 | 16:55 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Ada alasan khusus yang melatari rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Dewan Pengawas (Dewas) KPK digelar secara tertutup.

Hal itu dikarenakan ada pembahasan mendalam mengenai kasus-kasus yang menjadi perhatian publik.

Ketua Komisi III DPR RI, Herman Hery lantas mengurai bahwa dalam RDP dengan pimpinan KPK dan Dewas KPK tersebut, pihaknya mempertanyakan cara kerja pengawasan oleh Dewas KPK.

“Bagaimana cara Dewan Pengawas bekerja. Yang kedua, bagaimana Dewan Pengawas bisa membackup kerja-kerja pimpinan KPK," ujarnya kepada wartawan usai melakukan sidak ke Rutan KPK yang berada di belakang Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Selasa sore (7/7).

Dalam pertemuan itu, Komisi III DPR juga menanyakan mengenai perizinan untuk menyadap, menyita, dan menggeledah. Dewan Pengawas, kata Herman Hery, tegas menyebut bahwa semua permintaan izin itu bisa keluar hanya dalam hitungan 1x24 jam.

“Dewan Pengawas tadi mengatakan clear, 1x24 jam permintaan izin bahkan sampai ratusan izin penyadapan, 264 izin yang dimintakan segera keluar dalam hitungan hari, kurang dari 1x24 jam. Sehingga hubungan antara Dewas dan pimpinan KPK clear and clear profesional tidak ada masalah," sambung Herman.

Selain itu, Komisi III  juga menyoroti kasus-kasus yang menjadi perhatian publik. Pernyataan terkait dengan kasus yang masih mangkrak atau jalan di tempat. Namun demikian, Herman enggan menyebutkan kasus apa saja yang ditanyakan kepada KPK.

“Ada banyak kendala yang dijelaskan oleh pimpinan KPK tadi. Antara lain untuk penghitungan kerugian negara dan lain-lain," terang Herman.

"Hal-hal itu, hal-hal teknis penyidikan, tidak bisa saya buka disini karena itu ada kode etik penyidikan tersendiri. Itu lah sebabnya rapat kali ini kita buat rapat tertutup,” tegasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya