Berita

Polisi Malaysia panggil wartawan Al Jazeera terkait film dokumenter penangkapan massal migran tak berdokumen saat MCO berlaku/Net

Dunia

'Nodai' Citra Malaysia, Wartawan Al Jazeera Dipanggil Polisi

SELASA, 07 JULI 2020 | 16:35 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Malaysia tidak terima dengan aksi wartawan Al Jazeera yang mempublikasikan film dokumenter yang menayangkan penangkapan para migran tak berdokumen di negeri jiran tersebut. Menurut pemerintah, itu adalah upaya menodai citra Malaysia.

Film dokumenter yang bertajuk "Locked up in Malaysia's Lockdown" tersebut diproduksi oleh 101 East, stasiun televisi yang berbasis di Qatar.

Film tersebut dirilis pada pekan lalu, menunjukkan ribuan migran tanpa dokumen yang ditahan selama penggerebekan ketika Malaysia berada di bawah aturan movement control order (MCO), perintah kontrol gerakan.

Usai dirilis, film tersebut memicu reaksi keras dari banyak pihak. Para pejabat Malaysia mengecam film tersebut tidak akurat, menyesatkan, dan tidak adil.

Melansir Reuters, Menteri Pertahanan Ismail Sabri Yakoob pada pekan ini meminta Al Jazeera untuk meminta maaf kepada warga Malaysia dan mengatakan tuduhan rasisme serta diskriminasi terhadap migran tanpa dokumen tidak benar.
 
Inspektur Jenderal Polisi Abdul Hamid Bador pada Selasa (7/7) mengatakan, pihaknya akan memanggil staf Al Jazeera sebagai bagian dari penyelidikan setelah beberapa pengaduan diajukan terhadap film dokumenter tersebut.

"Adalah tanggung jawab polisi untuk menyelidiki apakah ada unsur penghasutan atau kesalahan," ujarnya.

Secara terpisah pada hari yang sama, Departemen Imigrasi Malaysia mengeluarkan pemberitahuan pencarian untuk seorang warga negara Bangladesh yang nama dan wajahnya cocok dengan seorang migran yang diwawancarai dalam film dokumenter tersebut.

Sementara itu, Al Jazeera belum memberikan komentar.

Penyelidikan terkait dengan film dokumenter yang menampilkan penahanan migran tanpa dokumen tersebut disebut-sebut sebagai tindakan keras pemerintah untuk membungkam perbedaan pendapat.

Pada Mei, seorang jurnalis dari South China Morning Post yang berbasis di Hong Kong diinterogasi oleh polisi mengenai laporannya mengenai penangkapan migran.

Sentimen publik Malaysia terhadap para migran dan orang asing sendiri mumburuk, mereka dituding telah menyebarkan virus corona baru dan membebani sumber daya negara.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya