Berita

Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di Distrik Zabbalenn, Kairo, Mesir/Net

Dunia

Siapa Berani Kritik Soal Virus Corona, Bakal Berakhir Di Penjara Mesir

SELASA, 07 JULI 2020 | 10:12 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Mesir memperingatkan warganya untuk tidak mengkritik soal virus corona atau apa pun yang terkait pemerintahan. Lewat penangkapan terhadap 10 dokter dan enam wartawan sejak awal pandemik, administrator seolah memberikan sinyalnya agar warga tetap diam.

Kelompok hak asasi menyampaikan bahwa, seorang dokter ditangkap setelah menulis artikel tentang sistem kesehatan Mesir yang rapuh. Seorang apoteker tiba-tiba dijemput paksa dari tempatnya bekerja tak lama setelah ia memposting keluhan kurangnya alat pelindung bagi para petugas medis. Kemudian, seorang editor diangkut dari rumahnya setelah melakukan investigasi angka resmi kasus virus corona di negara itu.

Badan keamanan-keamanan negara itu mencoba membungkam kritikan terhadap pemerintah Presiden Abdul Fattah al-Sisi. Kelompok hak asasi manusia melaporkan, sejak Mesir mendeteksi kasus pertama virus Corona bulan Februari lalu setidaknya sudah 10 dokter dan enam jurnalis yang ditangkap. Petugas kesehatan mengatakan mereka sudah diperingatkan untuk tetap diam atau akan mendapatkan hukum.

Seorang koresponden asing lari dari Mesir karena takut ditangkap. Dua orang lainnya ditegur keras dengan alasan 'melanggar profesionalitas'.

Petugas kesehatan lainnya mengatakan mereka telah diperingatkan oleh administrator untuk tetap diam atau menghadapi hukuman. Seorang koresponden asing telah meninggalkan negara itu, takut ditangkap, dan dua lainnya ditegur karena 'pelanggaran profesional', dikutip dari AP, Senin (6/7).

Ketika pihak berwenang Mesir memerangi virus corona, badan-badan keamanan berusaha membungkam kritikan tentang pemerintahan Abdel Fattah al Sisi.

Angka kasus virus corona melonjak di negara berpenduduk 100 juta jiwa itu. Rumah sakit mulai kewalahan menangani pasien yang membludak. Hingga Senin, Kementerian Kesehatan mencatat angka kasus sebanyak 76.253 terinfeksi, dan 3.343 angka kematian.

"Setiap hari saya pergi kerja, saya mengorbankan diri saya dan seluruh keluarga saya," kata dokter yang berada di garis depan penanggulangan pandemik virus corona di Mesir.

Ketika terjadi unjuk rasa besar-besaran pada 2013, Al-Sisi yang saat itu menteri pertahanan, menyingkirkan presiden pertama Mesir yang dipilih secara demokratis Muhammad Mursi dari jabatannya. Sejak saat itu al-Sisi menyingkirkan musuh-musuh politiknya, baik dari kalangan Islam maupun sekuler.

Tidak hanya menangkap aktivis dan jurnalis, pemerintahan Al-Sisi juga menangkap penari perut. Kini ia berusaha membungkam para dokter yang menyuarakan kurangnya alat pelindung diri atau mempertanyakan angka kasus positif yang diumumkan pemerintah.

Seorang petugas pers pemerintah tidak mau menanggapi pertanyaan soal penangkapan dokter dan jurnalis. Ia malah mengatakan, beberapa minggu terakhir, pihak berwenang telah menyiapkan pasokan medis dan persiapan perawatan untuk pasien.

Militer telah mendirikan rumah sakit lapangan dengan 4.000 tempat tidur, meningkatkan tes Covid-19, dan memerintahkan perusahaan untuk membuat masker wajah dan persediaan lainnya.

Namun, di media sosial, petugas kesehatan memberikan sinyal bahwa mereka terpaksa membeli masker bedah dengan gaji mereka yang sedikit.

Bulan lalu, serikat pekerja merilis surat kepada jaksa penuntut umum menuntut pembebasan para dokter yang ditahan karena mengekspresikan pendapat tentang tanggapan virus.

Seorang pekerja kesehatan, Mohamed el Fawal, masuk sel tahanan pada pekan lalu setelah menulis postingan tuntutan agar perdana menteri meminta maaf atas komentarnya yang menyalahkan petugas kesehatan atas lonjakan kematian.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya