Berita

Presiden China, Xi Jinping/Net

Dunia

Kritik Pemerintahan Xi Jinping, Profesor Hukum Terkemuka Di China Jadi Tahanan Rumah

SENIN, 06 JULI 2020 | 16:39 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Mengkritik Presiden Xi Jinping tampaknya menjadi sebuah kriminalitas di China. Seperti yang terjadi pada seorang profesor hukum, Xu Zhangrun, yang ditahan setelah menerbitkan esai terkait penanganan pandemik oleh pemerintahan Xi.

Melansir CNA, pihak berwenang di China pada Senin (6/7) mengumumkan telah menahan Xu yang merupakan profesor di Universitas Tsinghua, salah satu lembaga top di negeri tirai bambu tersebut.

Menurut rekan Xu, akademisi tersebut ditangkap dan ditahan di rumahnya yang berada di pinggiran kota Beijing oleh lebih dari 20 orang.

Sebelumnya, seorang pria yang mengaku sebagai polisi menanggil istri Xu yang tinggal secara terpisah untuk mengatakan suaminya ditangkap karena diduga terlibat dalam kegiatan prostitusi di Kota Chengdu.

Pekan lalu, Xu ditempatkan di bawah tahanan rumah.

Pada Februari, Xu menerbitkan sebuah esai yang mengkritik budaya penipuan dan sensor yang selama ini dikembangkan Xi untuk menangani pandemik Covid-19 di China.

"Sistem pemimpin China sendiri menghancurkan struktur pemerintahan," tulis Xu dalam esai yang diterbitkan di situs web luar negeri.

Menurutnya, kekacauan yang terjadi di Provinsi Hubei pada awal wabah telah mencerminkan masalah sistemik di China.

Sebelum ini, Xu juga sempat menerbitkan esai yang berisi penolakannya atas penghapusan masa jabatan presiden pada 2018.

Pada 2019, Universitas Tsinghua dilaporkan telah melarang Xu untuk mengajar dan melakukan penelitian. Namun ratusan alumni universitas menandatangani pertisi online untuk menentang keputusan tersebut.

Fenomena penahanan kritikus bukan kali pertama yang dilakukan oleh pemerintah China. Sebelumnya ada sejumlah nama lain, seperti Chen Jieren, mantan jurnalis dan Ren Zhiqiang, taipan kritis yang juga ikut ditangkap karena mengungkapkan kritikannya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya