Berita

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Net

Dunia

Marah Banyak Yang Ikut Campur Urusan Hagia Sopia, Erdogan: Kami Melindungi Hak-hak Muslim Negara Ini!

SABTU, 04 JULI 2020 | 13:53 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Banyaknya negara yang ikut mengkritik atas rencana Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang akan mengubah fungsi bangunan ikonik Hagia Sophia menjadi masjid membuat sang presiden marah.

Presiden berusia 66 tahun itu mengatakan kritik tersebut sebagai bentuk serangan langsung terhadap kedaulatan negara Turki.

"Tuduhan terhadap negara kita tentang Hagia Sophia secara langsung menargetkan hak kedaulatan kita," kata Erdogan menanggapi kekhawatiran atas proposal dari Barat, terutama Yunani, Prancis, dan Amerika Serikat.

"Kami bertekad untuk terus melindungi hak-hak Muslim, agama mayoritas negara kami, serta anggota semua agama lain," ucap Erdogan pada pembukaan salah satu masjid di Istanbul, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (3/7).

Pengadilan Turki pada Kamis (2/7) menggelar sidang terkait kasus yang bertujuan mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid. Putusan terhadap hal tersebut akan diumumkan dalam 15 hari ke depan.

Awal pekan ini, Turki terkejut dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, yang mendesak Erdogan untuk tidak melanjutkan rencana perubahan Hagia Sophia dari museum menjadi masjid.

Sementara itu, Kemenlu Prancis mengatakan bahwa struktur bangunan yang berdiri sejak abad keenam itu, yang berfungsi selama sembilan abad sebagai katedral Kristen sebelum penaklukan Konstantinopel Ottoman pada tahun 1453, harus tetap terbuka untuk semua.

Menurut catatn sejarah, Haghia pertama kali memang  berfungsi sebagai katedral, namun kemudian diubah fungsinya menjadi masjid di masa kekaisaran Ottoman. Baru pada tahun 1953 Hagia Sophia fungsinya diubah menjadi museum oleh pemerintah Turki.

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

UI Buka Suara soal Gelar Doktor Kilat Bahlil Lahadalia

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:21

Akbar Faizal Sindir Makelar Kasus: Nikmati Breakfast Sebelum Namamu Muncul ke Publik

Senin, 28 Oktober 2024 | 07:30

Pemuda Katolik Tolak Program Transmigrasi di Papua

Rabu, 30 Oktober 2024 | 07:45

Promosi Doktor Bahlil Lahadalia dan Kegaduhan Publik: Perspektif Co-Promotor

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:56

UPDATE

Badan Intelijen Pertahanan Bisa Dipertimbangkan Hadapi Ancaman Siber

Jumat, 01 November 2024 | 00:02

Pakar Hukum: Kerugian Suap Menyuap Jauh Lebih Besar

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:50

PNM Sukses Sabet Penghargaan Lewat Pemberdayaan Ultra Mikro

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:30

Ridwan Kamil Senang Ditraktir Makan Malam Prabowo

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:19

Ugal-Ugalan dan Tabrak Warga, Sopir Truk Diamuk Massa Di Tangerang Kota

Kamis, 31 Oktober 2024 | 23:00

Erni Aryanti Ditunjuk Jadi Ketua DPRD Sumut 2024-2029

Kamis, 31 Oktober 2024 | 22:22

Mendag Sebelumnya Juga Impor Gula, Kejagung Jelaskan Kenapa Era Tom Lembong Diusut

Kamis, 31 Oktober 2024 | 22:02

Jadi Tersangka Pembunuh Wanita Dalam Koper, Pengusaha Ini Sudah Sering Dilaporkan

Kamis, 31 Oktober 2024 | 21:39

Giant Sea Wall Penting untuk Perlindungan dan Peningkatan Ekonomi

Kamis, 31 Oktober 2024 | 21:16

AHY Dorong Akselerasi Program 3 Juta Rumah untuk Rakyat

Kamis, 31 Oktober 2024 | 21:02

Selengkapnya