Berita

Ilustrasi pasukan bersenjata di Mali berkeliling dengan mobil pick up/Net

Dunia

30 Warga Desa Tewas Diserang Kelompok Bersenjata, Menambah Panjang Daftar Korban Sipil Di Mali Tengah

SABTU, 04 JULI 2020 | 10:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sedikitnya 30 orang warga desa di Mali dinyatakan tewas dalam serangan serentak yang dilakukan oleh sekelompok pria bersenjata pada Rabu (1/7). Serangan itu tidak segera dikonfirmasi karena kesulitan dalam mengakses informasi dari daerah tersebut, kata para pejabat yang bersangkutan, Jumat (3/7).

Kejadian bermula saat orang-orang berseragam dan bersenjata yang bepergian dengan truk pick-up tiba-tiba menyerang empat desa yang dihuni oleh kelompok etnis Dogon, kata seorang pejabat setempat yang tidak mau menyebutkan identitasnya dengan alasan keamanan.

“Dari jam 3 sore sampai jam 9 malam, tidak ada yang datang untuk menyelamatkan kami. Saya menyesalkan kelambanan tentara. Selalu terlambat dan tidak pernah menghadapi bandit bahkan jika kami memberi tahu mereka di mana mereka berada,” kata Youssouf Tiessogue, seorang sesepuh dari Gouari, yang desanya kut menjadi korban penyerangan.

“Serangan itu menewaskan sedikitnya 30 orang, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua sementara yang lainnya hilang,” kata pejabat setempat, seperti dikutip dari AFP, Jumat (3/7).

Bentrokan antara komunitas etnis Fulani dan Dogon telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir di Mali tengah, namun belum jelas dari kelompok mana para penyerang kali ini berasal.

Perang Mali meletus pada 2012 ketika pemberontak Tuareg yang didukung oleh kelompok Islam bersenjata mengambil alih padang pasir di utara negara Afrika Barat itu. Pemberontak kemudian dikalahkan dapat oleh sekutu Islamis mereka. Pihak militer Prancis ikut turun tangan untuk memaksa mereka kembali.

Sejak saat itu konflik melanda pusat Mali dan meluas hingga ke negara tetangga, Burkina Faso dan Niger, dan telah memicu ketegangan etnis.

Lebih dari 5.000 tentara Prancis, pasukan militer negara yang tergabung dalam G5 Sahel dan misi penjaga perdamaian PBB di Mali belum cukup untuk meredakan kekerasan di negara itu.

PBB dalm laporannya pada bulan lalu mengatakan, Kerusuhan di Mali tengah telah menewaskan hampir 600 warga sipil sepanjang tahun ini.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya