Berita

Pengunjuk rasa meminta keadilan atas kasus Khashoggi/Net

Dunia

Sidang Kasus Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi Dibuka Pengadilan Turki

SABTU, 04 JULI 2020 | 09:48 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pengadilan Turki membuka kembali kasus pembunuhan mantan jurnalis Khashoggi. Ini adalah persidangan yang pertama terhadap  20 warga negara Saudi yang didakwa atas pembunuhan Khashoggi.

Persidangan dimulai di pengadilan utama provinsi Istanbul di distrik Caglayan pukul 10:00 waktu setempat, Jumat (3/7), dikutip dari Al Jazeera.

Junalis Washington Post itu terbunuh di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018, setelah ia memasuki tempat itu untuk mendapatkan dokumen pernikahan yang direncanakannya. Tubuh Khashoggi dimutilasi di konsulat oleh para pembunuh dan hingga kini jenazahnya belum ditemukan.

Pada bulan Maret 2019, jaksa penuntut Turki mendakwa 20 warga negara Saudi atas pembunuhan Khashoggi, termasuk dua mantan pembantu senior Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS), penguasa de facto Kerajaan Saudi.

Mantan wakil kepala intelijen Arab Saudi Ahmed al-Assiri juga dituduh membentuk tim pembunuh dan merencanakan pembunuhan Khashoggi.
Mantan penasihat media, Saud al-Qahtani, pun dituduh menghasut dan memimpin operasi dengan memberikan perintah kepada tim pembunuh.

Tersangka lain adalah perwira Saudi yang diduga mengambil bagian dalam operasi pembunuhan. Para jaksa penuntut Turki telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk para tersangka.

Peneliti senior Turki dari Amnesty International yang berbasis di Inggris, Andrew Gardner,  mengatakan ada harapan persidangan akan menjelaskan bukti baru dan juga menginterogasi bukti yang sudah tersedia.

"Persidangan ini dan upaya-upaya lain oleh pihak berwenang Turki penting dalam menjaga agar pembunuhan itu menjadi perhatian, tidak membiarkannya dilupakan," kata Gardner.

"Pengadilan ini bukan pengganti untuk penyelidikan internasional yang dipimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mudah-mudahan itu hanya akan menjadi batu loncatan di jalan untuk memastikan penyelidikan seperti itu terjadi. Dan dalam arti itu sangat berharga," tambahnya.

Pembunuhan ini memicu serangan di seluruh dunia terhadap Arab Saudi dan menyebabkan kerusakan pada citra Pangeran MBS di arena internasional.

Laporan CIA disebut-sebut menyimpulkan bahwa putra mahkota Arab Saudi itu memerintahkan pembunuhan, sebuah tuduhan yang dibantah oleh pemerintah Saudi.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya