Berita

Para ahli khawatir dengan munculnya pernyakit menular "Kelinci Ebola" di Amerika/Net

Dunia

Virus 'Kelinci Ebola' Menyebar Di Amerika, Ribuan Hewan Mati Seketika

JUMAT, 03 JULI 2020 | 10:54 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pandemik Covid-19 membuat dunia semakin waspada terhadap semua penyakit menular. Termasuk ketika ribuan kelinci mati secara tiba-tiba di Amerika Serikat (AS).

Melansir Sputnik ribuan kelinci telah mati sejak Februari 2020 di tujuh negara bagian AS, yaitu Arizona, California, Colorado, Nevada, New Mexico, Utah, dan Texas.

Para dokter hewan menyebut mereka mati karena virus RHDV2 atau yang dikenal dengan "Kelinci Ebola". Penyakit tersebut diketahui mirip dengan penyakit hemoragik yang merebak di Afrika Barat antara 2013 hingga 2016.

Menurut sebuah laporan dari University of the Iowa, kasus-kasus pertama RHDV2 dilaporkan di China pada 1984. Sejak itu, penyakit tersebut telah menyebar ke seluruh dunia. Namun, ini adalah pertama kalinya penyakit tersebut menyebar dari hewan peliharaan ke hewan liar.

"Kami masih tidak tahu dari mana asalnya. Seperti bola salju yang bergerak gila, menyebar di seluruh barat daya," ujar dokter hewan negara bagian New Mexico, Ralph Zimmerman.

Zimmerman mengatakan, penyakit tersebut sangat menular dan hingga saat ini, satu-satunya cara untuk mengetahui hewan yang sudah terinfeksi adalah ketika mereka sudah mati. Di mana hewan yang terinfeksi dan sudah mati akan mengeluarkan darah dari hidung mereka.

"Kami memiliki satu orang (pemilik) dengan 200 kelinci. Ia kehilangan mereka semua dari Jumat sore hingga Minggu malam. (Virus) itu hanya lewat dan membunuh segalanya," lanjutnya.

Meski virus tersebut tidak dapat menginfeksi manusia dari hewan, namun bisa menempel pada rambut, sepatu, dan pakaian. Itu berbahaya karena virus tersebut sulit untuk dibunuh.

RHDV2 bisa bertahan selama lebih dari tiga bulan pada suhu kamar dan dapat menahan suhu ekstrem, baik dingin maupun panas. Seperti halnya Covid-19, belum ada obat dan vaksin untuk penyakit "Kelinci Ebola".

Selain Kelinci Ebola, para peneliti juga tengah dibuat bingung dengan ratusan gajah di Botswana yang mati secara misterius. Para ahli khawatir gajah-gajah tersebut terserang penyakit menular karena kematian mereka memiliki kemiripan.

Para gajah diperkirakan mengalami gangguan sistem neurologis seperti pusing, bingung, dan berputar-putar sebelum akhirnya mati.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya