Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Dunia Perlu Waspada Datangnya Pandemik Baru, Uni Eropa Sudah Berikan Peringatan

JUMAT, 03 JULI 2020 | 06:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pandemik sekarang adalah Covid-19, yang beberapa ahli menyebut kemungkinan akan berlangsung cukup lama. Namun, dugaan bahwa akan ada pandemik lainnya tidak bisa diingkari. Para ahli memandang pandemik berikutnya akan terjadi.

Pakar kesehatan publik di Universitas Otago David Murdoch, mengatakan sangat mungkin dunia akan menghadapi pandemik lainnya dalam beberapa dekate mendatang.

“Dalam beberapa dekade mendatang, kita akan melihat pandemik lainnya. Kita bisa memprediksi hal itu, sama ketika ada pandemik besar seperti SARS dan Ebola,” katanya, dikutip dari The Conversation.


Pandemik terjadi bukan dengan sendirinya. Perubahan lingkungan, gaya hidup masyarakat, serta meningkatnya faktor-faktor lain adalah ‘pencipta’ pandemik itu.

“Perubahan lingkungan dan sosial pada manusia ikut berkontribusi terhadap perkembangan pandemik,” katanya.

Pada setiap wabah yang terjadi, negara-negara di dunia berupaya mencari cara pencegahannya. Negara-negara juga saling terlibat kontribusi dalam penemuan obatnya. Dan wabah selalu terjadi pada setiap masa. Maka pada setiap masa itu pulalah negara-negara saling mendukung dalam penanganannya.

Bagaimana negara tetap bisa saling berpegangan tangan ketika wabah demi wabah datang menghadang, tak bisa lepas dari bagaimana negara tersebut membuat keputusannya.   

“Saat ini perlunya perhatian penuh politikus dan pembuat keputusan utama untuk mengubah pola pendekatan pada persiapan internasional dan secara nasional,” ucap Murdoch.

Saat ini semua pihak terlihat bergerak cepat dalam menangani pandemik. Informasi ilmiah tentang virus corona juga berkembang dengan cepat. Penelitian dan penemuan obat serta vaksin juga kerap dilaporkan.

“Kita juga melihat banyak laporan tes corona, bisa memprediksi kita untuk bisa diterapkan dalam menghadapi pandemik berikutnya,” ujar Murdoch.
Walau tiap negara memiliki strategi dan langkah masing-masing, pada kenyatannya negara-negara saling terkait dan ‘bersimpati’. Mereka membagikan strategi keberhasilannya untuk diikuti.

“Kita juga bisa bekerja sama dengan internasional, meskipun setiap negara memiliki strategi sendiri-sendiri,” ungkap Murdoch.

Para pakar juga bersatu dalam penelitian besar atas nama kemanusiaan. Penerapan pendekatan “One Health” telah mempersatukan para pakar kesehatan.

Di tengah pandemik Covid-19, para ahli kesehatan telah bersiap untuk kemungkinan munculnya pandemik lain. Untuk itu mereka membutuhkan kekuatan internasional.

Terutama karena pandemik bisa muncul dari mana saja dan apa saja. Pakar kesehatan asal Amerika Serikat (AS), Michael Herschel Greger, malah mengungkapkan pandemik berikutnya justru akan muncul dari peternakan unggas.

"Virus mematikan bisa berasal dari peternakan unggas seperti ayam yang memiliki tempat yang sempit dan saling berdekatan sehingga mudah kontak satu dengan lainnya," kata Greger.

Ia mengungkapkan, pandemik berikutnya bisa 100 kali lebih parah dibandingkan Covid-19. Dia menyamakan virus corona dengan badai kategori dua atau tiga.

"Virus yang berasal dari unggas bisa berkembang cepat," ujarnya. Mengingatkan bahwa pada masa lalu dunia pernah menghadapi wabah flu burung.

Greger mengungkapkan, virus flu burung atau H5N1 yang pernah mewabah di Hong Kong pada 1997 berasal dari peternakan unggas. Wabah itu juga pernah terjadi kembali pada 2003 dan 2009.

"Wabah virus flu burung juga pernah melanda beberapa kali di China, tetapi China berhasil melenyapkannya," katanya.

Sementara itu, Uni Eropa (UE) sudah menyerukan negara-negara anggotanya mempersiapkan persatuan untuk menghadapi pandemik berikutnya.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Angela Merkel, juga sudah mewanti-wanti agar semua bersiap terhadap kemungkinan itu.

"Perlu adanya pendekatan Eropa yang menyatu untuk menghadapi pandemi lain seperti Covid-19 di masa mendatang," ujar mereka, dikutip dari  Eurativ.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya