Berita

Pesawat Air France/Net

Dunia

Bantuan Pemerintah Tak Cukup, Air France Pecat 7.600 Karyawan

KAMIS, 02 JULI 2020 | 17:30 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Maskapai berbendera Prancis, Air France, menjadi yang kesekian yang terpaksa melakukan langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) karena terhantam oleh pandemik Covid-19.

Dari laporan media lokal, Air France dikabarkan akan memangkas 7.515 karyawan. Hal tersebut pun sudah dikonfirmasi oleh Menteri Negara Transportasi, Jean-Batiste Djebbari pada Rabu (1/7), melansir Bernama.

Secara rinci, maskapai tersebut berencana untuk memecat 430 pilot, 1.560 pramugari, dan lebih dari 4.500 staf darat. Termasuk 1.025 pekerjaan di perusahaan penerbangan domestiknya.


Media lokal bahkan menyebut, AirFrance akan memangkas sebesar 40 persen dari tenaga kerjanya pada 2022 karena hancurnya penerbangan internasional.

"Memang, angka-angka ini disajikan kemarin dalam pertemuan luar biasa perusahaan. Angka-angka ini sangat tergantung pada perangkat perusahaan dan dimulainya kembali lalu lintas," jelas Djebbari.

Air France-KLM Group adalah perusahaan multinasional Prancis-Belanda. Prancis sendiri memiliki 14,3 persen saham di sana. Pemerintah juga telah menyerukan kepada pejabat eksekutif maskapai untuk mengurangi redudansi paksa sebanyak mungkin dengan mendukung keberangkatan sukarela.

Contohnya pada April, pemerintah Prancis menawarkan paket bantuan sebesar 7 miliar euro untuk menyelamatkan Air France, yang pesawatnya telah di-grounded oleh penguncian virus di seluruh dunia.

Dalam data lalu lintas terakhir yang dipublikasikan, Air France mengalami penurunan 52,5 persen dalam pendapatannya setelah membawa 58,8 persen lebih sedikit penumpang pada Maret dibandingkan bulan yang sama pada 2019.

Meski begitu, dana bantuan tersebut tampaknya tidak bisa membantu AirFrance untuk bisa berdiri tegak tanpa pengurangan tenaga kerja

"Ini bukan tujuh miliar, seperti yang saya dengar, untuk membayar rencana redundansi, tujuh miliar untuk dapat bertahan hidup, untuk dapat membayar upah pada akhir bulan. Air France kehilangan ratusan juta euro setiap bulan," ujar Djebbari.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya