Berita

Presiden Joko Widodo/Net

Publika

Untuk Apa Presiden Marah

SENIN, 29 JUNI 2020 | 11:14 WIB

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) terhitung jarang marah-marah. Apalagi kemarahan yang bisa diikuti publik, melalui berita-berita di media massa.

Kemarahan Jokowi, bisa jadi muncul karena ekspektasi kerja yang dicanangkankannya tidak sesuai dengan harapan. Baik terhadap para menteri, gubernur, bupati ataupun walikota. Atau presiden dan para menteri, gubernur, bupati, dan walikota tidak dalam satu frekwensi pemikiran yang sama.

Wajar marah .... Kita lihat, belakangan sudah ada Perppu, Keppres, bahkan Undang-undang. Semua peraturan yang sudah dikeluarkan dan diberlakukan, tapi eksekusi yang dilakukan para pembantu presiden, lambat.

Pemimpin bisa tidak hebat, jika dalam bekerja tidak disupport dengan anggaran. Jadi serba repot dan susah bila tidak ada dananya. Tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi untuk berbuat banyak.

Duit tersedia, tapi krisis tidak bisa tertangani dengan baik dan benar. Ya marah... Walau masih bisa dimasukkan dalam kategori biasa saja, tingkat kemarahan presiden. Pasalnya, Jokowi belum berani menggeser para menteri yang menjadi penghambat pelaksanaan program kerjanya. Belum berani merombak kabinet.

Kemarahan presiden yang dipancarkan melalui media massa, sepatutnya tidak perlu terjadi. Presdien punya kewenangan yang sangat besar untuk mengatasi para penghambat program kerjanya. Sepantasnya, presiden bisa mengganti para menteri itu. Cari anak bangsa yang terbukti mampu dan bertekad kuat untuk memajukan Indonesia. Demi Rakyat.

Dalam situasi krisis, kita tak perlu sosok menteri yang kaya raya. Kita tak butuh para menteri yang mengedepankan sifat untuk dilayani. Kita tak butuh menteri berparfum wangi. Bekerja selalu harus dalam ruangan berpendingin udara. Makan pun harus dengan menu super mewah.

Bila presiden marah kepada para menteri, gubernur, bupati dan walikota, semua masih bisa terkendali dan itu sebuah kewajaran. Namun, bila rakyat yang jumlahnya lebih dari 250 juta menjadi tidak sabar karena kehidupannya dihimpit oleh berbagai masalah, lantas marah kepada para pemimpinnya, ini yang berbahaya. Bisa merusak seluruh tatanan kehidupan dan penghidupan bangsa. Tentu tidak kita inginkan.

Herdiansyah SH MH
Praktisi Hukum, tinggal di Jakarta

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya