Berita

Chief Executive Officer Facebook Mark Zuckerberg/Net

Dunia

Diboikot Oleh Pengiklan, Facebook Kehilangan Ratusan Triliun Rupiah

SENIN, 29 JUNI 2020 | 10:05 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Protes terhadap platform media sosial Facebook yang gagal mengatasi ujaran kebencian, berujung pada kerugian besar yang mencapai ratusan triliun karena hilangnya iklan-iklan dari perusahaan besar.

Sejumlah perusahaan besar dunia ramai-ramai menghentikan iklannya di Facebook, Instagram dan Twitter, sebagai bagian dari kampanye Stop Hate for Profit.

Sekelompok organisasi hak-hak sipil dan kelompok advokasi meminta pengiklan untuk menghentikan sementara belanja iklan di Facebook untuk bulan Juli. Sejak itu, lebih dari 100 perusahaan termasuk Hershey, Patagonia, REI, Lending Club dan The North Face mengumumkan niatnya untuk bergabung dalam kampanye itu.


Unilever, Coca-Cola dan Honda pada Jumat telah mengumumkan menarik iklannya dari ketiga sosial media itu. Begitu juga raksasa telekomunikasi Verizon.

Unilever mengumumkan berhenti beriklan di platform-platform ini sampai dengan 31 Desember 2020. Produsen barang konsumsi yang punya anggaran iklan tahunan sebesar 8 miliar dolar AS itu mengatakan, penghentian dilakukan karena kondisi di AS saat ini sedang ramai diwarnai perpecahan atau polarisasi.

Executive Vice President of Global Media Unilever, Luis Di Como, mengatakan masih banyak yang perlu dilakukan untuk menghentikan hate speech di tengah polarisasi dan pemilihan umum di AS.

Ditariknya iklan-iklan perusahaan itu membuat saham Facebook jatuh 8,3 persen pada Jumat (26/6). Mark Zuckerberg harus kehilangan kekayanan sebesar 7,2 miliar dolar AS atau setara Rp 102 triliun (Kurs Rp 14.240), dikutip dari Bloomberg.

Chief Executive Officer Facebook, Mark Zuckerberg telah menanggapi kritik yang berkembang tentang Facebook. Ia mengatakan perusahaannya akan menandai semua postingan pengguna platform Facebook dan Instragram, dan berjanji akan memperluas definisi ujaran kebencian.

Ia juga akan menandai postingan yang berhubungan dengan pemungutan suara dengan tautan yang mendorong pengguna untuk melihat pusat informasi pemilih yang baru, dikutip dari Bloomberg, Minggu (28/6).

Berbeda dengan saingannya, Twitter sudah sedikit lebih maju dari Facebook dalam mengambil sikap menghadapi postingan ofensif. Twitter dengan beraninya melakukan pemblokiran terhadap postingan Presiden Donald Trump yang dinilai mengandung ujaran kebencian. Hal yang justru tidak dilakukan Facebook.

Facebook telah memiliki hubungan yang sulit dengan kelompok-kelompok hak sipil selama bertahun-tahun. Facebook dituduh terlibat dalam mempengaruhi pemilih dalam pesta demokrasi di berbagai negara.

Sementara Twitter belum menjadi target boikot iklan formal tetapi telah menghadapi kritik serupa dengan Facebook selama bertahun-tahun.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya