Berita

Histoire

29 Juni, Ketika Para Pejuang Kembali Pulang

SENIN, 29 JUNI 2020 | 06:04 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kebangkitan dari kesadaran masyarakat akan pentingnya membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera ditandai dengan terbentuknya Harganas.

Setelah memproklamasikan kemerdekaan, bangsa Indonesia dihadapkan pada perang revolusi fisik karena kembalinya Belanda. Untuk mempertahankan kemerdekaan di tengah kondisi yang belum kondusif, pemerintah memberlakukan wajib militer bagi rakyat. Maka, para laki-laki pun berpisah dengan keluarganya.

Pada 22 Juni 1949, Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh. Maka, seminggu kemudian, tepatnya pada 29 Juni 1945 para pejuang pun kembali pulang ke keluarga masing-masing.

Momen berkumpul bersama keluarga ini yang kemudian melandasi lahirnya Hari Keluarga Nasional (Harganas), 44 tahun kemudian, tepatnya tanggal 29 Juni 1993.

Sekitar tahun 1950-an, Indonesia mengalami jumlah penambahan penduduk besar-besaran akibat kelahiran. Banyak yang melakukan pernikahan setelah selesai tugas wajib militer. Masing-masing keluarga banyak yang mendambakan memiliki anak banyak, dipengaruhi pula dengan keyakinan bahwa banyak anak banyak rejeki. Serta adanya dorongan mengganti keluarganya yang gugur dalam peperangan dan selama tugas militer.

Pemerintah harus segera mencari jalan keluar untuk mengendalikan pertambahan penduduk yang begitu cepat. Pada  23 Desember 1957 dimulailah program keluarga berencana yang dipelopori oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia atau PKBI.

29 Juni 1970 merupakan puncak kristalisasi pejuang Keluarga Berencana untuk memperkuat program Keluarga Berencana (KB), sehingga tanggal tersebut dikenal dengan tanggal dimulainya Gerakan KB Nasional, sekaligus menjadi hari kebangkitan keluarga Indonesia, bangkitnya kesadaran untuk membangun keluarga ke arah keluarga kecil bahagia sejahtera melalui KB. Penggagasnya adalah Haryono Suyono.

Kepada Presiden Soeharto, Haryono menyampaikan tiga pokok pikiran yaitu : 1) Mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa, 2) Tetap menghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan bangsa, 3) Membangun keluarga menjadi keluarga yang berkerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga sejahtera.

Presiden Soeharto menyetujui gagasan tersebut dan lahirlah Hari Keluarga Berencana Nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Juni. Tanggal 29 Juni dipilih karena momen kembalinya para pejuang ke keluarganya masing-masing setelah selesai tugas militer.

Hari Keluarga Nasional (Harganas) pun kerap diindentikkan dengan Keluarga Berencana (KB). Akibatnya, segala hal yang berkaitan dengan Harganas seakan akan menjadi tanggung jawab BKKBN. Padahal tidak sebatas itu. Harganas milik seluruh anak bangsa ini.  

Harganas juga ditujukan untuk menghidupkan fungsi-fungsi yang ada dalam keluarga. Keluarga tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan atau fungsi ekonomi semata, tetapi terdapat fungsi fungsi lain yang tidak kalah pentingnya.

Harganas dicanangkan di Provinsi Lampung, pada 29 Juni 1993. Di tahun ini, untuk memperingati Harganas ke-27 BKKBN akan melaksanakan pelayanan KB serentak seluruh Indonesia sebanyak 1 juta akseptor.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya