Tangkapan layar komentar para milenial di YouTube/Net
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, diserbu kritikan tajam oleh kaum milenial ketika melakukan diskusi virtual terkait ujian masuk universitas di tengah pandemik Covid-19.
Melansir Ahval, Erdogan saat ini berusaha untuk melakukan pendekatan dengan kaum milenial, salah satunya dengan menjawab keluh kesah pelajar Turki yang sedang bimbang di tengah pandemik Covid-19 dalam diskusi virtual pada Jumat (26/6).
Namun berbeda dari ekspektasi, karena lupa mematikan fitur obrolan langsung, diskusi tersebut berubah menjadi kesempatan para milenial untuk memberikan kritik.
Beberapa orang mengritik pemerintah dengan mengunggah nilai tukar mata uang Turki dengan euro dan dolar. Seorang akun juga mengomentari pengeluaran harian istana presiden yang dianggapnya dapat memberi makan lebih dari 100 ribu orang pekerja dengan upah minimum.
Banyak juga yang secara kasar memberikan komentar "Tidak ada suara untuk Anda," dalam fitur tersebut.
Aksi tersebut berlangsung setelah 33 menit. Ketika seorang pengguna lain dalam komentarnya mengingatkan tim Erdogan untuk menon-aktifkan fitur.
"Anda lupa mematikan obrolan langsung. Saya menyarankan Anda untuk melakukannya," ujarnya.
Alhasil pada menit ke-39, tim media sosial Erdogan mematikan obrolan langsung. Namun para milenial mengalihkan aksi mereka ke platform YouTube. Di mana mereka menghujani video tersebut dengan komentar dan 'dislike'.
Hingga berita tersebut dirilis
Anval, sudah ada lebih dari 133.000 'dislike', 13.000 'like', dengan 43.784 kali dilihat.
Menanggapi pertanyaan seorang milenial, Erdogan mengatakan, tengah mempertimbangkan penggunakan media sosial yang efektif.
"Kami tidak begitu dihilangkan dari kenyataan bahwa kami akan menutup mata terhadap fakta. Kami tidak akan menggunakan media sosial secara luas dan efektif jika kami membencinya," ujarnya.
"Saya ingin mengingatkan Anda bahwa saya adalah orang yang paling banyak diikuti di Twitter di negara kita, dengan sekitar 16,2 juta pengikut," sambungnya.
Sementara itu, seorang pejabat dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang memayungi Erdogan, mengatakan, mereka yang memberi kritikan dalam kolom obrolan langsung saat diskusi virtual adalah musuh Turki.