Berita

Ribuan warga Rakhine meninggalkan Myanmar pada Sabtu, 27 Juni 2020/Net

Dunia

Tentara Myanmar Lancarkan 'Operasi Pembersihan', Ribuan Warga Rakhine Berbondong-bondong Kabur

MINGGU, 28 JUNI 2020 | 09:31 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ribuan warga berbondong-bondong meninggalkan rumah mereka di negara bagian Rakhine setelah mendengar kabar bahwa puluhan tentara Myanmar akan melancarkan "operasi pembersihan" terhadap para gerilyawan.

Peringatan operasi pembersihan sendiri disampaikan melalui sebuah surat yang ditulis pada Rabu (24/6) dan dikirim kepada para pemimpin desa.

Reuters melaporkan, surat tersebut ditandatangani oleh adminitrator kotapraja Rathedaung, Aung Myint Thein dan diverifikasi oleh Menteri Urusan Perbatasan Dan Keamanan Negara Bagian Rakhine, Kolonel Min Than.

Di sana tertulis, operasi akan dilakukan di Desa Kyauktan dan daerah-daerah sekitarnya yang diduga menampung para pemberontak. Namun tidak disebutkan siapa yang memerintahkan operasi tersebut.  

Min Than sendiri menyebut, operasi tersebut dilakukan atas instruksi dari tiga kementerian yang dikendalikan oleh tentara, salah satunya adalah Kementerian Urusan Perbatasan.

"Operasi pembersihan akan dilakukan oleh pasukan di desa-desa tersebut," bunyi surat tersebut.

"Sementara ini (operasi) sedang dilakukan, jika pertempuran terjadi dengan teroris AS, jangan tinggal di desa tetapi pindah sementara," tambah surat tersebut merujuk pada Tentara Arakan, nama pemberontak negara bagian Rakhine.

Namun seorang jurubicara pemerintah mengatakan pada Sabtu malam (27/6) perintah evakuasi yang dikeluarkan telah dicabut.

Min Than menjelaskan, administrator telah salah menafsirkan perintah dari kementeriannya dan operasi hanya akan dilakukan di beberapa desa. Operasi sendiri bisa berlangsung selama satu pekan.

"Operasi Pembersihan" sendiri adalah istilah yang digunakan oleh pihak berwenang Myanmar pada 2017 untuk menggambarkan operasi terhadap gerilyawan dari minoritas muslim Rohingya.

Selama operasi itu, ratusan ribu orang melarikan diri dari rumah mereka. Mereka menyebut operasi tersebut merupakan pembunuhan massal.

Sementara itu, tahun ini, tentara Myanmar telah memerangi AA, sebuah kelompok dari kelompok etnis Rakhine yang sebagian besar beragama Budha yang mencari otonomi lebih besar untuk wilayah barat, yang juga dikenal sebagai Arakan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya