Berita

Anggota Parlemen New South Wales, Shaoquett Moselmane/Net

Dunia

Diduga 'Terkait' Dengan Pemerintah China, Kantor Anggota Parlemen Australia Digerebek Intel

JUMAT, 26 JUNI 2020 | 17:39 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Rumah dan kantor seorang anggota parlemen asal New South Wales, Shaoquett Moselmane digerebek oleh unit Kepolisian Federal Australia dan pasukan Organisasi Intelijen Keamanan Australia (ASIO).

Penggerebekan tersebut terjadi pada Jumat (26/6), menyusul penyelidikan yang menyatakan Moselmane dari Partai Buruh Australia memiliki hubungan dengan pemerintah China.

Berita penggerebekkan tersebut dilaporkan oleh ABC News dan dikutip kembali oleh Anadolu Agency.


Pemimpin Partai Buruh untuk New South Wales, Jode McKay, mengatakan, pihaknya akan menangguhkan keanggotaan Moselmane.

"Saya diberitahu pagi ini bahwa ada surat perintah penggeledahan untuk rumah Pak Moselmane," ujarnya.

Berdasarkan laporan ABC, Moselmane diyakini telah mamasukan agen pemerintah China yang ke kantornya di parlemen.

Namun, baik kepolisian federal maupun ASIO enggan memberikan rincian mengenai Moselmane dengan alasan penyelidikan masih berlangsung.

"Kegiatan ini tidak berhubungan dengan ancaman khusus apapun terhadap masyarakat," ujar ASIO.

Sementara itu, keluarga Moselmane sendiri mengaku terkejut karena politisi yang lahir di Lebanin tersebut dianggap sangat terhormat.

"Dia tidak ada hubungannya dengan Partai Komunis China, dia tidak ada hubungannya sama sekali dengan China. Mereka ingin menggunakannya sebagai kambing hitam," ujar saudara Moselmane, Shawki.

Jika didakwa, Moselmane akan menjadi orang pertama yang menghadapi tindakan hukum di bawah undang-undang pemerintah Federal Australia untuk melawan campur tangan asing.

Sementara itu, insiden tersebut terjadi di tengah memanasnya hubungan antara China dan Australia yang dipicu oleh permintaan penyelidikan mengenai asal usul pandemik Covid-19 oleh Canberra.

Perselisihan keduanya kemudian menyebar ke berbagai bidang dan memunculkan kembali isu-isu masa lalu mengenai upaya China yang berusaha untuk mempengaruhi politik Australia.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya