Berita

PM India Narendra Modi/Net

Dunia

PM Modi Sampaikan Ucapan Belasungkawa Atas Peristiwa Tewasnya 107 Warga India Yang Tersambar Petir

JUMAT, 26 JUNI 2020 | 10:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Hati-hatilah selama musim hujan yang disertai petir. Di India, sebanyak 107 orang dinyatakan tewas dan puluhan lainnya menderita luka-luka akibat tersambar petir.

Kejadian tersebut terjadi di dua negara bagian India, yakni Bihar dan Uttar Pradesh utara. Sekitar 83 orang dilaporkan tewas di negara bagian Bihar dan 24 lainnya tewas di negara bagian Uttar Pradesh utara setelah tersambar petir pada Kamis (25/6).

Serangan petir selama musim hujan Juni-September adalah hal yang cukup umum di India.


Tetapi Menteri Manajemen Bencana Bihar, Lakshmeshwar Rai mengatakan bahwa kejadian kali ini adalah salah saatu dari sekian kejadian yang mencatat kematian tertinggi dalam sehari akibat serangan petir.

“Lebih dari setengah dari kematian itu berasal dari distrik Bihar yang rawan banjir di wilayah utara dan timur,” ungkapnya, seperti dikutip dari France24, Jumat (26/6).

Rai memperingatkan korban tewas bisa meningkat lebih lanjut karena pemerintahnya masih menunggu laporan korban dari bagian dalam negara.

Sepertinya warga Bihar harus tetap waspada agar kejadian serupa tak terulang lagi, pasalnya kantor Departemen Meteorologi India setempat mengatakan hujan deras masih akan melanda wilayah Bihar pada Jumat dan Sabtu ini.

Sementara itu, di negara tetangganya, Uttar Pradesh, menurut keterangan dari pihak berwenang, sebagian besar kematian dilaporkan terjadi di distrik Deoria dekat dengan perbatasan Nepal, dan kota suci Prayagraj.

Perdana Menteri Narendra Modi, pada Kamis (25/6) sore, mengirimkan ucapan belasungkawa kepada keluarga para korban, dan mengatakan bahwa kedua pemerintah negara bagian sedang melakukan pekerjaan bantuan darurat.

Peristiwa yang sama pernah terjadi beberapa tahun lalu. Lebih dari 2.300 orang terbunuh oleh kilat di India pada tahun 2018 menurut angka terbaru Biro Catatan Kejahatan Nasional.

Musim hujan menjadi dilema tersendiri bagi wilayah-wilayah di Asia Selatan. Di satu sisi hujan menjadi sangat penting untuk mengisi kembali persediaan air di Asia Selatan, tetapi di saat bersamaan hujan juga menyebabkan kematian dan kerusakan yang meluas di seluruh wilayah ini setiap tahun.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya