Berita

Afrika-Irak kerap menyerukan perwakilan dan hak yang sama tetapi pemerintah belum pernh menyinggungnya/Net

Dunia

Komunitas Irak-Afrika: Rasisme Di Irak Lebih Buruk Daripada Yang Ada Di Amerika

KAMIS, 25 JUNI 2020 | 13:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Diskriminasi dan rasisme tidak hanya terjadi pada orang Afrika-Amerika atau bangsa kulit hitam lainnya di negara itu. Kelompok kulit hitam Irak mengklaim perlakuan diskriminasi terhadap kaum mereka sudah terjadi sejak para leluhur mereka hingga ke anak cucunya.

Mereka mengatakan diskriminasi rasial yng mereka alami setara dengan rasisme yang dialami oleh orang Afrika-Amerika, bahkan kadang-kadang  melebihi itu. Mereka tidak hanya menghadapi kurangnya pengakuan, tetapi juga kekejaman ekonomi, politik dan sosial.

Banyak dari mereka adalah keturunan budak Afrika yang dibawa ke Irak dan telah tinggal di kota selatan Basra selama berabad-abad.

Mereka menginginkan pengakuan sebagai kelompok minoritas yang hak-haknya dilindungi, tetapi tuntutan mereka diabaikan oleh pemerintah Irak.

Sampai saat ini mereka juga kerap disebut 'budak' dan itu terasa sangat tidak adil. Itu juga yang membuat mereka patah harapan karena beban leluhur mereka terus menghantui mereka.

Pembunuhan George Floyd beberapa waktu lalu telah menyoroti rasisme secara global, hal yang tidak pernah diurus oleh pihak berwenang terhadap  warga kulit hitam Irak.

Anggota komunitas kulit hitam Irak, diperkirakan ada sekitar 2 juta, telah ikut ambil bagian dalam gerakan Black Lives Matter.

Pembunuhan Floyd telah meningkatkan kesadaran di Irak tentang pengabaian pemerintah terhadap hak-hak kulit hitam Irak, atau Irak-Afrika.

"Apa yang terjadi pada Floyd tidak boleh terjadi lagi, itu bukan hanya masalah kulit hitam, tetapi masalah yang menjadi perhatian orang-orang dari seluruh dunia, kami akan terus berjuang sampai rasisme berakhir," kata Mohammed Falih, seorang fotografer 31 tahun dari Basra, dikutip The National.

Dia mengatakan mendapatkan pekerjaan di Irak sangat sulit bagi mereka yang berasal dari Afrika.

"Mendapatkan pekerjaan seperti mimpi di sini, baik di pemerintah maupun di swasta. Mereka melihat kita sebagai warga negara kelas dua," keluhnya.

Pendiri gerakan Orang Kulit Cokelat, Abdul Hussein Abdul Razzaq, mengatakan, selama beberapa dekade, warga Irak Hitam telah dihina, direndahkan, dan martabat mereka diambil dari mereka.

"Orang kulit hitam telah hidup di Irak sebagai budak selama berabad-abad, mereka adalah di antara yang paling miskin dan rentan di Irak, yang merupakan fakta bahwa rasisme di Irak lebih buruk daripada yang ada di Amerika," kata Razzaq.

"Kesetaraan yang dibicarakan oleh konstitusi adalah kebohongan," katanya lagi.

Orang kulit hitam di Irak selalu dipilih untuk menangani pekerjaan kasar atau bekerja sebagai musisi dan penari.

“Beberapa lebih suka mempertahankan pekerjaan leluhur mereka seperti menjadi pelayan di rumah syekh suku. Sangat sedikit yang berhasil melewati rintangan rasial,” katanya.

Razzaq menuntut agar warga kulit hitam Irak memiliki martabat mereka kembali dan untuk mengakhiri diskriminasi sosial.

"Kami ingin pemerintah memberi kompensasi kepada kami atas apa yang kami lewatkan," kata Razzaq.

Hampir tidak ada perhatian pada diskriminasi terhadap warga Irak Hitam, kata mereka.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya