Berita

Presiden Iran Hassan Rouhani/Net

Dunia

Kesal AS Tidak Mau Minta Maaf, Iran Sampaikan Siap Bekerja Sama Dengan IAEA

KAMIS, 25 JUNI 2020 | 10:50 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Iran bersedia secara terbuka untuk melakukan perundingan dengan Amerika Serikat. Selama ini, Iran tidak mempermasalahkan jika pemerintahan Trump secara tulus mau mengakui kesalahannya dan meminta maaf, serta tidak menekan untuk kesepakatan baru.

Bagi Iran, Amerika cukup mengembalikan kesepakatan lama dan mencabut sanksi untuk Iran. Hubungan kedua negara memburuk sejak Presiden Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir Iran tahun 2015 sehingga negara-negara besar menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Iran.

Namun, Iran yang mengaku sangat paham bagaimana AS, mengatakan bahwa selama ini AS hanya mengumbar omong kosong belaka.


Belakangan, Trump mengulangi seruan untuk membuat kesepakatan baru dengan Iran yang bertujuan untuk membatasi kerja nuklir Iran, membatasi program rudal balistiknya, dan mengakhiri dekade perang proksi regionalnya.

"Kami tidak memiliki masalah dengan perundingan dengan AS, tetapi hanya jika Washington memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan nuklir, meminta maaf dan memberikan kompensasi kepada Teheran atas penarikannya dari kesepakatan 2015," kata Presiden Iran Hassan Rouhani tegas dalam pidatonya pada siaran televisi Iran, dikutip dari Reuters, Rabu (24/6).

"Kita tahu, seruan untuk melakukan pembicaraan dengan Teheran itu hanya kata-kata dan kebohongan," ujar Rouhani.  

Iran pun secara bertahap mengurangi komitmen nuklirnya. “Orang Eropa telah gagal memenuhi janji mereka. Mereka harus menjalankan kewajibannya,” kata Rouhani.

Rouhani juga mengecam sebuah resolusi pengawas nuklir AS yang disahkan pada Jumat pekan lalu yang menyerukan Iran berhenti menolak akses agen pengawas nuklir ke dua lokasi yang diduga sebelumnya menjadi lokasi pengembangan nuklir. Tak mau kalah, Rouhani mengatakan, Iran telah bekerka sama dengan badan energy atom.

"Iran siap bekerja sama dengan IAEA (Badan Energi Atom Internasional) di bawah hukum," katanya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya