Berita

Presiden Pemerintahan Tibet Pusat, Lobsang Sangay/Net

Dunia

Presiden Tibet Peringatkan Nepal Akan Strategi Ekspansionis 'Lima Jari' China

RABU, 24 JUNI 2020 | 18:58 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Tibet memperingatkan Nepal akan kebijakan ekspansionis China yang dikenal sebagai Rencana Lima Jari. Di mana China ingin menguasai Ladakh, Nepal, Bhutan, Sikkim, dan Arunachal Pradesh.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Pemerintahan Tibet Pusat, Lobsang Sangay dalam wawancaranya dengan WION yang dikutip oleh ANI News, Rabu (24/6).

"Setelah pendudukan Tibet pada 1960-an, para pemimpin China mengatakan Tibet adalah telapak tangan, sekarang mereka harus menggunakan lima jari," ujarnya.


"Jadi pada 2017, Anda mengalami insiden Doklam yang berbatasan dengan Sikkim dan Bhutan, sekarang Anda memiliki Ladakh. Ini semua adalah bagian dari strategi ekspansionis besar dan jangka panjang yang mereka miliki dan laksanakan sekarang," terangnya.

Berdasarkan laporan tersebut, Sangay menjelaskan bagaimana Tibet pada akhirnya masuk ke dalam ekspansionis China.

"Cara Tibet diduduki, pertama-tama mereka mengatakan akan membangun jalan dari China ke Tibet. Ini akan membawa kemakmuran bagi orang Tibet. Begitu mereka membangun jalan, mereka membawa truk, tank, senjata, dan segera menduduki kita," paparnya.

Lobsang mengatakan, saat ini Partai Komunis China tengah melakukan kebijakan ekspansionisnya di perbatasan India, untuk mendapatkan Ladakh dengan strategi yang sama.

"Apa yang dilakukan China terhadap Tibet, mereka berusaha tiru untuk India, Nepal," ucapnya.

Beberapa waktu terakhir China dan India tengah bersitegang memperebutkan wilayah perbatasan. Pada awal Juni, sebanyak 20 tentara India tewas setelah bertemur di Lembah Galwan.

Sementara itu, dari laporan Departemen Survei dari Kementerian Pertanian Nepal yang diakses oleh ANI News, ada 10 dari 11 tempat yang sudah dirambah oleh China. Wilayah tersebut seluas 33 hektar dengan aliran sungai sebagai batas wilayah alami.

Di tempat-tempat tersebut, China mulai membangun jalan dan kemungkinan akan mendirikan pos perbatasan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya