Berita

Penanganan pasien Covid-19 di Inggris/Net

Dunia

Lewat Surat Terbuka, Para Pakar Peringatkan Gelombang Kedua Covid-19 Di Inggris

RABU, 24 JUNI 2020 | 16:28 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Di tengah perjalanan untuk bisa menjalani kehidupan normal, Inggris mendapatkan peringatan dari para pakar kesehatan terkemuka akan risiko gelombang kedua Covid-19 yang semakin nyata.

Melalui surat terbuka, para pakar mengingatkan bahwa masa depan wabah sulit diprediksi, namun gejolak infeksi saat ini membuat gelombang kedua semakin nyata.

"Sementara perkembangan pandemik di masa yang akan datang sulit diprediksi, bukti saat ini menunjukkan bahwa gejolak lokal semakin mungkin dan gelombang kedua adalah risiko yang nyata," ujar para pakar tersebut dalam surat terbuka yang sebenarnya ditujukan kepada para politisi Inggris.


Melansir Reuters pada Rabu (24/6), surat terbuka tersebut ditandatangani oleh Royal College of Emergency Medicine, Katherine Henderson; presiden Royal College of Physicians, Andrew Goddard; dan presiden Royal College of Surgeons, Derek Alderson.

Selain itu, ada pula presiden Royal College of Nursing, Anne Marie Rafferty; presiden Fakultas Kesehatan Masyarakat, Maggie Rae; dan pemimpin redaksi The Lancet, Richard Horton.

Melalui surat yang diterbitkan British Medical Journal, mereka mendesak peninjauan kembali langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencegah gelombang kedua Covid-19.

“Banyak elemen infrastruktur yang diperlukan untuk mengendalikan virus mulai diberlakukan, tetapi masih ada banyak tantangan,” kata mereka.

"Kita harus fokus pada bidang-bidang yang lemah di mana tindakan sangat diperlukan untuk mencegah hilangnya nyawa  lebih lanjut dan memulihkan ekonomi sepenuhnya serta secepat mungkin," sambung mereka.

Inggris merupakan negara Eropa yang paling terdampak virus. Saat ini, Inggris sudah mencatat 307.682 kasus Covid-19 atau tertinggi kelima di dunia, dengan 43.011 kematian atau tertinggi ketiga di dunia.

Di tengah tingkat infeksi yang masih tinggi, pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson tengah melakukan serangkaian langkah agar Inggris bisa memutar roda ekonomi.

Bahkan Johnson mengatakan, restoran hingg hotel di Inggris akan mulai dibuka pada awal bulan depan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya