Berita

Para pengikut Gereja Metropolitan Moldovan, berjalan kaki 33 Km setiap hari untuk tangkal Covid-19/Net

Dunia

Pengikut Ortodoks Di Moldova Meyakini Berjalan Kaki Berhari-hari Sambil Berdoa Bisa Menangkal Virus Corona

RABU, 24 JUNI 2020 | 11:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ratusan pengikut Gereja Metropolitan Moldovan terlihat berjalan membentuk barisan panjang, memenuhi jalan di Chișinau, Ibukota Moldova sekaligus kota terbesar.

Di depan barisan terlihat dua pastor mencengkeram salib, di belakangnya beberapa pengikut juga terlihat memegang ikon dan bendera gereja. Mereka telah berjalan-jalan berkeliling di utara-selatan melintasi Moldova, sebagai upaya yang mereka sebut bisa menangkal Covid-19.

Mereka percaya memanjatkan doa dan nyanyian keagamaan sepanjang jalan berbaris selama berhari-hari di Moldova, bisa mencegah Covid-19.


Target mereka berjalan kaki sejauh 33 Km setiap hari untuk bisa menangkal Covid-19. Namun, sepanjang aktivitas berjalan kaki itu mereka tidak menggunakan masker dan sarung tangan.

Mereka sangat yakin masker tidak dapat membantu mereka. Mereka yakin Tuhan selalu melindungi mereka asalkan menjalankan semua perintahNya.
Seorang wanita yang ikut ambil bagian dalam iring-iringan itu mengatakan pada TV 8 di Moldova, "Aku tidak percaya pada dokter, aku hanya takut pada Tuhan,"  katanya, dikutip dari Balkan Insight, Selasa (23/6).

Mereka semua adalah anggota Gereja Metropolitan Moldovan, yang berada di bawah Patriarkat Moskow.

Sepanjang iring-iringan itu mereka mendapat kawalan aparat polisi. Padahal polisi telah mengingatkan bahwa Covid-19 masih sangat membahayakan saat ini dan ada larangan pertemuan publik. Kerumuman seperti itu juga dianggap menganggu, tetapi pasukan itu tetap pada pendiriannya.

Saat ini Moldova, sebuah negara yang terletak di antara Rumania dan Ukraina di Eropa Timur, memiliki angka kasus sebanyak 14.363 positif Covid-19 dan sebanyak 480 angka kematian. Dengan angka itu, Moldova menjadi negara dengan kasus Covid-19 per kapita tertinggi di Eropa.

Namun pasukan itu menjawab ringan ketika disinggung bahwa kondisi asih mengkhawatirkan.

"Itu ada (kasus), tetapi tidak begitu mengerikan," kata seorang imam yang ada di antara iring-iringan. "Virus ini hanya seperti pilek, yang bisa hilang dengan sedikit brendi."

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya