Berita

Trastevere yang eksotik dan menjadi favorit wisatawan/Net

Dunia

Trastevere Di Kota Roma, Covid-19, Dan Tekanan Ekonomi

RABU, 24 JUNI 2020 | 10:54 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Roma, dulu dan sekarang, tetap menjadi salah satu tujuan paling populer bagi para wisatawan. Tak melulu tempat mewah, di beberapa sudut Roma masih terlihat toko dan kedai kecil yang asri yang memikat para pelancong. Namun, saat ini jendela-jendela toko masih banyak yang tertutup. Kalaupun ada yang buka, nampak kosong menunggu pengunjung.
 
Pandemik membuat sudut kota Roma sangat sepi. Lorong-lorong Trastevere, distrik bersejarah ibukota, nampak lengang, sebuah pemandangan yang tak biasa di liburan musim panas.

Salah satu agen pariwisata mengatakan, pengunjung turun sampai 44 persen tahun ini. Salah satu distrik yang paling terkena dampak adalah Trastevere.


Trastevere yang berwarna-warni adalah area bergaya bohemia yang tetap setia pada sejarah proletariatnya selama berabad-abad. Area ini dikenal dengan ciri khasnya yang tradisional dan inovatif. Pub bir tradisional, dan kedai khas, serta penginapan dan hotel murah. Lorong-lorong dengan dinding batu dan pohon merambat yang eksotis. Kerumunan pemuda selalu terlihat memadati Piazza di San Calisto dan Piazza Santa Maria di Trastevere.

Italia membuka kembali perbatasannya dengan negara-negara wilayah Schengen pada 3 Juni. Namun, pembukaan tidak segera disusul dengan membludaknya wisatawan. Pemulihan diperkirakan sangat lambat. Selain karena di wilayah lain masih diberlakukan pembatasan, diperkirakan pandemik masih akan ada, entah sampai kapan.

Enit, salah satu agen pariwisata itu mengatakan, untuk bisa kembali mengulang kesuksesan pariwisata pada tahun sebelumnya, yaitu 2019, mungkin harus menunggu hingga beberapa tahun ke depan.

Pakar perumahan Sarah Gainsforth menyampaikan penuruman wisatawan memang sangat drastis. Banyak hotel dan villa yang kosong.

"Biasanya, di kota tua Roma, lebih dari 15.000 rumah disewakan kepada wisatawan selama tahun itu, dan 10.000 di antaranya adalah rumah-rumah utuh," kata Sarah, dikutip dari Euronews, sambil menyebutkan perbandingan pelancong dengan penghuni di Trastevere sebagai dua penduduk lokal untuk satu turis.

Aturan wisatawan harus dikarantina juga menjadi penyebab enggannya wisatawan bepergian. Menjadikan Trastevere rapuh tanpa pelancong.

“Roma belum mengadopsi strategi jangka panjang untuk mendiversifikasi ekonominya. Kota ini terlalu bergantung pada industri pariwisata, yang menunjukkan dirinya rentan dan seringkali tidak berkelanjutan,” kata Gainsforth.

Banyak toko yang memilih tutup daripada harus buka tanpa pengunjung yang hanya akan menghabiskan biaya listrik.

Salah seorang pengusaha villa dan apartemen akhirnya mengubah ruang apartemen yang kosong itu untuk disewakan sebagai ruang kerja, smart working places.

“Saya tahu pekerja cerdas akan membutuhkan tempat alternatif untuk bekerja di mana saat ini mereka butuhkan di tengah pandemik, dan saya berkata pada diri sendiri, 'mari kita coba menggabungkan permintaan baru ini dengan menyewakan penginapan menjadi smart working places,” kata Roberta D'Onofrio, pengusaha di Trastevere.

Jauh sebelum pandemik, Trastevere memang telah berbeda. Trastevere berasal dari bahasa latin "trans Tiberim", yang berarti "di luar Tiber" sebuah distrik yang kian berubah saja sejak tiga puluh tahun terakhir. Para pengusaha telah membanjiri wilayah itu untuk memperluas sektor ekonominya.

Saat ini generasi terakhir telah mencoba bertahan melestarikan sisa-sisa yang ada agar bisnis pariwisata dari keasrian yang mereka pertahankan tetap bisa tumbuh di wilayah itu.

“Dalam dua puluh tahun terakhir, flat di dalam bangunan bersejarah telah diubah menjadi penginapan short time untuk para wisatawan. Sementara toko-toko tradisional berubah menjadi kafe,” kata Gianfranco Caldarelli, anggota asosiasi lingkungan lokal ‘Trastevere attiva’.

“Masyarakat telah kehilangan toko yang tidak akan kita lihat lagi, di mana pengunjung dan pemiliknya hanya mengenakan kaus dan kaus kaki atau tukang daging yang mengendarai seluruh kota untuk mendapatkan daging terbaik untuk pelanggan mereka," kenang Caldarelli.

Saat ini Trastevere berusaha mempertahankan beberapa identitas dan keindahannya, berkat jalan-jalan berbatu yang dibatasi oleh rumah-rumah kuno, air mancur yang indah, dan restoran yang dibingkai oleh tanaman merambat, yang sampai sekarang masih ada.

Berjalan melalui gang-gang sempitnya, masih mungkin untuk menemukan "trasteverini", karena penduduk asli setempat suka mendefinisikan diri mereka sendiri. Setiap sore, mereka berkumpul di piazza San Callisto dan bermain kartu, kecuali ketika angin meniup kartu mereka. Jika demikian, mereka hanya duduk di kursi, bersantai, dan bersenda gurau.
 
Beberapa warga setempat pernah menyerukan agar mengembalikan Trastevere kepada kelestariannya.

Menurut Caldarelli, keadaan darurat Covid-19 membuat masyarakat yang ada di sana bergerak saling membantu walau komunitas mereka saat ini telah menyusut.

“Kami telah berjejaring, berkumpul di beberapa tempat, misal di Piazza di San Calisto, untuk melakukan aksi sosial. Kami membagikan voucher toko untuk membantu orang-orang yang terdampak Covid-19. Sekarang saatnya menemukan cara untuk merangsang pariwisata tanpa menyingkirkan warga setempat,” kata Caldarelli.

Sementara Emiliano Luciani, direktur Wonder Where to Stay, agen penyewaan di Roma, mengatakan pariwisata mestinya didukung dengan pelayanan dan kondisi lingkungan yang baik.

"Sulit untuk menemukan keseimbangan antara pariwisata berkualitas dan kualitas hidup penduduk yang baik," katanya. “Saya pikir solusinya adalah regulasi akomodasi dan fasilitas yang ketat. Salah satu masalah utama diwakili oleh wilayah abu-abu antara kegiatan legal dan ilegal, yang membuat jumlah akomodasi bertambah tak terkendali,” ujar Luciani.

Filippo Celata, profesor Geografi di universitas La Sapienza, mengatakan, “Lihat Barcelona, London, Paris, dan Berlin. Di beberapa negara tersebut ada upaya kecil untuk mengatasi overtourism. Misalnya, di Prancis dikenakan pajak pada perumahan kosong yang setara dengan 15 persen dari nilai sewa rumah. Di Barcelona, tidak ada lisensi untuk penyewaan jangka pendek yang dikeluarkan di beberapa daerah yang terkena dampak pariwisata,” kata profesor itu.

Jika administrasi tidak melakukan intervensi, aset publik bisa saja dijual selama krisis ekonomi saat pandemik seperti sekarang ini.

Sejak bertahun-tahun lalu, perlahan-lahan warga menjual propertinya di Trastevere ketika desakan ekonomi tidak bisa ditanggung lagi. Membuat perlahan komunitas di sana berkurang.

Pakar perumahan Sarah Gainsforth mengatakan, "Secara paradoks, keadaan darurat pandemik menjadi kesempatan besar untuk mempromosikan perumahan penduduk lokal."

"Ketika datang musim liburan, beberapa akan membeli rumah dengan harga lebih rendah, mereka berharap mendapat keuntungan dengan membuatnya jadi penginapan. Semua ini akan terjadi dalam krisis ekonomi,” katanya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya