Berita

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un/Net

Dunia

Setop Ketegangan, Kim Jong Un Hentikan Aksi Militer Balasan Untuk Korea Selatan

RABU, 24 JUNI 2020 | 08:09 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Korea Utara telah memutuskan untuk menghentikan rencana aksi militernya terhadap Korea Selatan.

KCNA pada Rabu (24/6) melaporkan, keputusan tersebut diambil dalam pertemuan pendahuluan Komisi Militer Pusat Partai Pekerja Korea (WPK) yang digelar secara virtual pada Selasa (23/6).

Pertemuan yang dipimpin langsung oleh Ketua WPK, Kim Jong Un tersebut ditujukan untuk membahas agenda kebijakan militer pada pertemuan Komisi Militer Pusat nanti.


Selain itu, mereka juga membahas beberapa dokumen mengenai langkah-langkah untuk memperkuat pencegah perang.

"Komite Militer Pusat WPK memperhatikan situasi yang ada dan menghentikan rencana aksi militer terhadap selatan," bunyi laporan media resmi pemerintah Korea Utara tersebut.

Memanasnya hubungan Korea Utara dan Korea Selatan beberapa waktu terakhir ini dipicu oleh aksi para pembelot yang menyebarkan selebaran propaganda.

Pyongyang menyatakan aksi tersebut telah menyalahi Deklarasi Panmunjom 2018 yang bertujuan untuk menghilangkan segala tindakan bermusuhan. Mereka juga mendesak Seoul untuk segera menghentikannya.

Tak kunjung berhenti, Korea Utara akhirnya meledakkan kantor penghubung antar-Korea di Kaesong dan memperingatkan akan menggunakan militer untuk membalas Korea Selatan.

Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong, bahkan menegaskan tersebut dengan mengatakan pihaknya telah diberi mandat untuk melancarkan tindakan balasan yang bisa menggunakan militer.

Staf Umum Tentara Rakyat Korea (KPA) kemudian mengatakan bahwa pihaknya telah mempelajari "rencana aksi" yang mencakup pengiriman pasukan ke Zona Demiliterisasi (DMZ), menduduki kembali pos-pos penjaga perbatasan yang telah ditinggalkan, mengambil langkah-langkah untuk mengubah garis depan menjadi benteng, dan mendukung rencana untuk mengirim selebaran propagandanya sendiri ke selatan.

Pada Selasa, militer Korea Utara juga terlihat sudah memasang pengeras suara yang biasanya digunakan untuk menyebarkan propaganda.

Namun, meski Korea Utara menghentikan rencana aksi militernya dan menghindari ketegangan, menjadi sangat sulit untuk melanjutkan dialog perdamaian dengan Korea Selatan maupun Amerika Serikat (AS).

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya