Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Selandia Baru Sita Aset Penjahat Rusia Senilai 90 Juta Dolar AS

SELASA, 23 JUNI 2020 | 14:28 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Selandia Baru telah menjadi tempat pencucian uang hasil kejahatan, menyusul terbongkarnya pencucian uag senilai jutaan dolar AS. Hal ini menjadi PR besar bagi kepolisian untuk semakin mengetatkan pengamanan dan penyelidikannya.

Baru-baru ini Kepolisian Selandia Baru menyita aset senilai 140 juta dolar NZ atau 90,68 juta dolar AS. Uang tersebut terkait dengan tersangka pencucian uang mata uang digital, Alexander Vinnik. Ini adalah aset terbesar yang mereka sita sepanjang sejarah.

Komisioner Kepolisian Selandia Baru Andrew Coster mengatakan, besarnya aset yang disita mencerminkan jumlah orang yang telah menjadi korban di seluruh dunia.


Puas bisa membongkar kejahatan ini, tetapi ia sekaligus merasa prihatin.

"Penyitaan ini menunjukkan Selandia Baru tidak dan tidak akan pernah menjadi tempat aman bagi uang yang dihasilkan dari kejahatan di bagian dunia yang lain," kata Coster, dikutip dari Reuters, Selasa (23/6).

Polisi mengatakan aset tersebut disita karena disimpan di perusahaan milik Vinnik di Selandia Baru. Vinnik orang Rusia yang diduga otak dari pencucian uang bitcoin dan juga diincar oleh Prancis dan Amerika Serikat.

Pihak berwenang di AS menuduh Vinnik mengelola BTC-E, perusahaan jual beli mata uang digital yang menjadikan bitcoin sebagai alat transaksinya.  Menurut AS sejak 2011 perusahaan itu digunakan untuk memfasilitasi berbagai tindak kejahatan mulai dari peretasan komputer hingga penyelundupan narkoba.

Vinnik membantah dakwaan kepolisian Selandia Baru. Ia mengatakan di BTC-e ia hanya seorang konsultan bukan operator.

Pada 2017 ia ditangkap di Yunani atas tuduhan pencucian uang. Sejak saat itu Vinnik diekstradisi ke Prancis.  

Rusia juga menginginkan penahanan Vinnik dengan dakwaan yang sama.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya