Berita

Warga Denmark/Net

Dunia

Bahkan Di Negara Paling Bahagia Pun, Rasisme Dan Islamophobia Masih Ada

SELASA, 23 JUNI 2020 | 13:01 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Denmark merupakan salah satu negara paling bahagia di dunia berdasarkan World Happiness Report. Bahkan pada 2013 dan 2016, negara Nordik tersebut menempati peringkat pertama.

Menurut Co-Creator World Happiness Report dan profesor di Colombia University, Jeff Sachs, penilaian tersebut merujuk pada kepuasan cara hidup orang-orang yang hidup di negara tersebut.

Namun, meski berada di negara paling bahagia sekali pun, rasisme masih terekspos di Jerman.

Seorang anggota parlemen Denmark yang juga jurubicara Aliansi Merah-Hijau, Pernille Skipper, mengatakan, rasisme di Denmark masih hidup dan menciptakan ketidaksetaraan di antara orang-orang asing.

"Ada sesuatu yangn bisa dikatakan di mimbar ini. Ya, ada rasisme di Denmark," ucap Skipper ketika parlemen membahas rasisme dan Islamophobia pada Senin (22/6), seperti dikutip Anadolu Agency.

Skipper menjabarkan, orang non-kulit putih "lebih sial" dan lebih rentan terhadap ketimbangan dari orang kulit putih.

Selain itu, orang-orang yang memiliki nama berbau Arab lebih sulit mendapat pekerjaan. Di samping, biasanya orang-orang berkulit gelap juga lebih sering dihentikan dan digeledah oleh polisi.

Skipper menekankan, rasisme di Denmark telah mendapatkan dukungan selama hukum dan sanksi politik ditujukan pada imigran.

Menanggapi pernyataan tersebut, politisi sayap kanan, Pia Kjaersgaard tidak setuju.

"Ketika seseorang bernama Ayse menyelesaikan lamaran kerja, majikan mungkin bertanya, 'Apa yang terjadi jika mereka menjadi radikal ketika mereka bekerja?' Apakah ini rasisme? Saya kira tidak," katanya.

Membanting pernyataan Kjaersgaard, Skipper mengatakan mendefinisikan seseorang sebagai radikal karena nama mereka sama artinya melegalkan rasisme.

Isu rasisme sendiri semakin mencuat ketika warga kulit hitam Amerika Serikat (AS), George Floyd, meninggal dunia ditangan polisi berkulit pulih pada 25 Mei.

Kematian Floyd semakin membuka buruknya rasisme yang sudah mendarah-daging, bukan hanya di AS, namun juga berbagai penjuru dunia.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Daftar Bakal Calon Gubernur, Barry Simorangkir Bicara Smart City dan Kesehatan Untuk Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 22:04

Acara Lulus-Lulusan Pakai Atribut Bintang Kejora, Polisi Turun ke SMUN 2 Dogiyai

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:57

Konflik Kepentingan, Klub Presiden Sulit Diwujudkan

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:41

Lantamal VI Kirim Bantuan Kemanusiaan Untuk Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Ketua MPR: Ditjen Bea Cukai, Perbaiki Kinerja dan Minimalkan Celah Pelanggaran!

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Anies: Yang Tidak Mendapatkan Amanah Berada di Luar Kabinet, Pakem Saya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:25

Ide Presidential Club Karena Prabowo Ingin Serap Pengalaman Presiden Terdahulu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:17

Ma’ruf Amin: Presidential Club Ide Bagus

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:09

Matangkan Persiapan Pilkada, Golkar Gelar Rakor Bacakada se-Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:04

Dua Kapal Patroli Baru Buatan Dalam Negeri Perkuat TNI AL, Ini Spesifikasinya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:00

Selengkapnya