Berita

Presiden keempat RI KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur/Net

Publika

Tangan Dingin Gus Dur Mengetuk Pintu Hati Serta Bumikan Pancasila

JUMAT, 19 JUNI 2020 | 21:37 WIB

SITUASI dan kondisi bangsa negara di tengah ancaman nyawa pandemik Covid-19 serta dampak ambyarnya sandang pangan masyarakat dan berkembangangnya masalah sosial politik.

Tetapi para pemimpin bangsa negara ini masih menyuguhkan perhiasan tulisan indahnya kotak pandora Pancasila kepada presiden dan rakyat.

Alangkah pinter keblinger. Pandai tapi lupa diri sehinga menjadi rendah di mata rakyat dan negara lain.

Rakyat pada kondisi sekarang tidak membutuhkan tulisan yang indah mengenai Pancasila.

Tapi seperti pidato Presiden Jokowi: Bumikan Pancasila adalah lakukan dan kerjakan apa yang ada pada sila-sila Pancasila untuk menjadi dasar pondasi pandangan hidup dan perilaku sehari-hari masyarakat bangsa Indonesia. Terutama para pemimpin bangsa negara Indonesia.

Petani sudah pancasilais. Buruh di pasar pasar tradisional sudah pancasilais.

Harapan Anak Bangsa

Saya tidak ingat tahunnya, apalagi harinya. Pagi hari sekitar jam 07.00 di Rumah Ciganjur. Sewaktu akan menghadap Gus Dur, di depan saya ada seseorang yang tegap, gagah dengan celana training panjang dan berkaos olah raga serta bersepatu kets datang dan berbicara dengan Gus Dur antara 5-7 menit.

Kemudian bergegas menuju mobilnya dan pergi. Beliau bernama Bapak Luhut Binsar Pandjaitan.

Kita juga tidak ingat tahunnya, apalagi harinya. Yang saya ingat sewaktu kita menjemput Gus Dur di Bandara Adi Sucipto Jogyakarta. Untuk menghadiri  acara Tumpeng Sedekah Bumi di Solo. Sedangkan saat itu sudah ada panitia yang lain dan punya harapan yang sama untuk mengundang Gus Dur hadir pada hari dan jam yang sama di Purwokerto.

Kemudian Gus Dur mengajak kita untuk berkumpul di rumah Bapak Mahfud MD yang dekat bandara. Sampai di sana yang ada Ibu Mahfud MD, beliau yang menyiapkan minuman dan makanan kecil.

Setelah berembug musyawarah dan mufakat. Akhirnya diputuskan oleh Gus Dur dengan latar belakang pemahaman filsafat alam yang kuat mengenai matahari yang terbit dari timur kemudian tenggelam ke barat. Maka Gus Dur memutuskan ke Solo dulu, dilanjutkan ke Purwokerto.

Saya juga belum kenal Bapak Rizal Ramli. Tapi kita pernah datang sekali di acara diskusi rutin beliau di Komplek Duta Merlin Jl. Gajah Mada, Jakarta Pusat.

Kita kebetulan hadir dan duduk satu meja, sewaktu Gus Dur berkunjung ke Solo dan bertemu dengan Bapak Jokowi. Sewaktu masih menjadi Walikota di Solo.

Saat Gus Dur berbicara dengan Pak Jokowi. Kita pun ikut mendengarkan dan pastinya kunjungan beliau berhubungan dengan kepemimpinan, rakyat, bangsa dan negara. Walaupun kadang dikemas dalam bahasa nasihat dan guyonan.

Tapi tangan dingin Gus Dur sejak pertemuan itu sudah mulai menata untuk masa depan kepemimpinan politik Bapak Jokowi.

Tangan dingin Gus Dur juga menata untuk Bapak Luhut Binsar Pandjaitan, menata untuk Bapak Mahfud MD, menata untuk Bapak Rizal Ramli.

Maka beliau-beliau juga punya kekuatan energi yang sangat kuat dari kepribadiannya. Sehingga terus mengasah pikir untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

Hasil dari mengasah pikir itu menjadikan pemikiran-pemikiran yang tajam. Kalau ibarat sebilah pisau, maka pemikirannya bisa untuk memotong, mengiris dan menyayat.

Tetapi sekarang ini bukan saatnya untuk berdebat dengan pemikiran-pemikiran tajam yang bisa memotong, mengiris, menyayat lawan bicara yang kita butuhkan dulu.

Sekarang ini yang kita butuhkan adalah tangan dingin untuk menata masa depan bangsa negara Indonesia.

Maka saya ingin mencoba untuk mengetuk pintu hati beliau-beliau.

Pintu hati yang di dalamnya berisi biji-biji kehidupan, kasih sayang, kesabaran dan rasa cinta terhadap sesama anak bangsa negara.

Sambil menunggu tangan dingin Presiden Jokowi menata masa depan Indonesia.

Berjalanlah walau tidak ada jalan. Karena dengan berjalan, engkau sudah membuka jalan.

Amanat Gus Dur di PP Tebuireng.

Rahayu, rahayu, rahayu.

Eka Sapta Wijaya Galgendu
Filsafat spiritual kepemimpinan.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Helikopter Rombongan Presiden Iran Jatuh

Senin, 20 Mei 2024 | 00:06

Tak Dapat Dukungan Kiai, Ketua MUI Salatiga Mundur dari Penjaringan Pilwalkot PDIP

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:47

Hanya Raih 27 Persen Suara, Prabowo-Gibran Tak Kalah KO di Aceh

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:25

Bangun Digital Entrepreneurship Butuh Pengetahuan, Strategi, dan Konsistensi

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:07

Khairunnisa: Akbar Tandjung Guru Aktivis Semua Angkatan

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:56

MUI Jakarta Kecam Pencatutan Nama Ulama demi Kepentingan Bisnis

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:42

Jelang Idul Adha, Waspadai Penyakit Menular Hewan Ternak

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:57

KPU KBB Berharap Dana Hibah Pilkada Segera Cair

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:39

Amanah Ajak Anak Muda Aceh Kembangkan Kreasi Teknologi

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:33

Sudirman Said Maju Pilkada Jakarta, Ini Respons Anies

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:17

Selengkapnya