Berita

Sekretaris Fraksi Partai Gerindra, Desmond J Mahesa/Net

Politik

Jangan Abaikan Jasa Besar Tokoh Perumus Pancasila Yang Lain

JUMAT, 19 JUNI 2020 | 13:13 WIB | LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO

Kehadiran RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) tidak lepas dari keinginan sekelompok orang yang ingin mengkultuskan seorang tokoh perumus Pancasila, dalam hal ini Soekarno.

Padahal kenyataannya, ada tokoh lain yang ikut dalam merumuskan Pancasila dan menyampaikannya dalam sidang BPUPKI Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945.

Selain Soekarno yang berpidato pada 1 Juni, ada juga Mohammad Yamin yang bersuara di tanggal 29 Mei dan Ir. Soepomo di tanggal 31 Mei.

"Para “jemaah” Soekarno yang sekarang berkuasa terkesan mengkultuskan pemikiran Soekarno tentang Pancasila yang sebenarnya saat itu masih berupa draf usulan, belum disetujui sebagai konsep Pancasila final,” ujar Sekretaris Fraksi Partai Gerindra, Desmond J Mahesa kepada wartawan, Jumat (19/6).

Indikasinya, para pengikut atau jemaah tersebut kerap membawa-bawa nama Soekarno. Terlebih saat berbicara seputar ideologi bangsa.

Ada kesan, sambung Desmond, seolah-olah mereka tidak rela dengan rumusan Pancasila yang disepakati bersama sebagaimana yang tertuang di pembukaan UUD 1945.

Indikasi selanjutnya adalah adanya upaya mendaur ulang pemikiran Soekarno tentang rumusan Trisila dan Ekasila di draf RUU HIP.

Itu sebabnya, kalangan yang telah membaca RUU HIP lengkap dengan naskah akademisnya akan geram. Sebab ada tujuan terselubung untuk mengarahkan masyarakat bahwa hanya Soekarno yang merumuskan Pancasila.

"Artinya Pancasila dianggap pikiran seorang Soekarno saja. Seolah-olah mengabaikan jasa besar dan pengorbanan tokoh-tokoh lainnya," tegas Desmond.

Ketua DPD Gerindra Banten itu meminta agar tokoh perumus Pancasila yang lain tidak diabaikan. Pancasila, sambungnya, juga tidak perlu lagi diotak-atik lagi menjadi Trisila dan Ekasila.

Menurutnya dengan adanya ide tersebut dalam RUU HIP, justru akan membuat fungsi Pancasila sebagai pemersatu bangsa gagal.

"Dengan munculnya RUU HIP akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah terwujud sekian lama bisa ambyar disebabkan oleh ulah orang orang yang fanatis buta pada Soekarno sebagai tokoh idolanya, sehingga mengorbankan kepentingan bangsa dan negara," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya