Berita

Publika

Manipulasi Dan Bahaya "Gotong Royong"

JUMAT, 19 JUNI 2020 | 10:18 WIB

RASANYA saat-saat ini mulai disosialisasikan penggunaan kalimat gotong royong. Makna sederhananya adalah kerjasama, bahu-membahu atau tolong-menolong sebagai konsekuensi dari proses interaksi sosial. Makna seperti ini tentu konstruktif apalagi jika disandarkan pada asas kekeluargaan dan kebersamaan.

Meskipun demikian gotong royong itu masih netral. Konstruksi lain juga bisa bermakna buruk jika kekeluargaan atau kebersamaan di atas didasarkan pada kejahatan, kezaliman, dan dosa. Gotong royong dalam keburukan adalah tercela atau tidak beradab. Bisa juga biadab. Agama mengajarkan untuk tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan, jangan bekerjasama dalam dosa dan kejelekan.

Di sisi lain gotong royong juga dapat masuk dalam kategori manipulatif dan bahaya. Ini jika dikaitkan dengan gotong royongnya Ekasila. Gotong royong disini bernilai ideologis yang telah lewat dalam lintasan sejarah bangsa. Gotong Royong sebagai hasil "perasan" dari Trisila yaitu Socio Nasionalisme, Socio Demokrasi, dan Ketuhanan.

Hasil pemerasan lagi dari Pancasila gagasan Soekarno yaitu Kebangsaan atau Nasionalisme, Kemanusiaan atau Internasionalisme, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan Ketuhanan yang berkebudayaan.

Jadi terma gotong royong dapat multi makna. Dari yang positif hingga negatif bahkan dapat manipulatif dan berbahaya. Ketika dibuat spanduk sebagai sosialisasi "gotong royong" maka pada kemungkinan munculnya makna yang bersifat ideologis. Oleh karena itu masyarakat harus berhati-hati. Gunakan saja kalimat yang lebih aman seperti tolong-menolong, kerjasama, bahu-membahu atau masih banyak lainnya lagi. Hindari istilah "gotong royong".

Jika ditarik ke masa Orde Lama maka PKI suka yang mengkampanyekan istilah gotong royongnya Soekarno. Mungkin relevan atau sejalan dengan paham komunisme yang "materialisme", "sama rata sama rasa" dan berslogan "kaum proletar bersatulah". Maksudnya bergotong royonglah. Dengan Ekasila nilai Ketuhanan dan lainnya menjadi lebur atau "out". Basis kuat untuk mengembangkan faham komunisme.

Konsepsi Presiden soal Kabinet Gotong Royong didukung penuh oleh PKI. DN Aidit menyebut "sesuai dengan tuntutan rakyat". Dalam Sidang Konstituante Ir. Sakirman dari PKI menyatakan Sila Gotong Royong sudahlah cukup sebagai satu-satunya Sila. Mengenyampingkan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. PKI sangat mendukung dan memperjuangkan Eka Sila "Gotong Royong".

Kini jika kaum "kebangsaan" alergi dengan isilah Jihad, Syari'at atau Khilafah, mengapa kaum atau umat Islam tidak alergi terhadap terma gotong royong? Saatnya umat Islam menjauhi peristilahan "gotong royong" karena multi makna. Bahayanya adalah "gotong royong" terus-menerus dipublikasikan agar pada waktunya rakyat Indonesia dapat menerima "gotong royong" sebagai satu-satunya sila. Ekasila. Ini adalah perjuangan kelompok perjuangan PKI.

PKI dan Neo PKI sama saja, tukang memanipulasi, dan menipu. Munculnya RUU HIP adalah tipu-tipu itu.

M. Rizal Fadillah
Pemerhati politik dan kebangsaan.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya