Berita

Ilustrasi Pilkada/Net

Politik

Dua Indikator Sukses Pilkada Serentak 2020 Versi Kemendagri

KAMIS, 18 JUNI 2020 | 21:19 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Staf Khusus Menteri Dalam Negeri, Kastorius Sinaga, mengatakan ada dua indikator sukses Pilkada Serentak 2020  berdasarkan rangkuman diskusi dengan berbagai pihak dan mengacu pada pengalaman negara-negara yang berhasil melaksanakan Pemilu di tengah pandemik virus corona baru (Covid-19).

Indikator pertama adalah antusiasme masyarakat untuk memberikan suara yang ditunjukkan oleh partisipasi pemilih yang meningkat. Sedangkan indikator kedua adalah  terlaksananya Pilkada dengan aman Covid-19, dalam arti penyelenggaraan Pilkada tidak menjadi pemicu merebaknya wabah Covid-19.

Kastorius Sinaga mengatakan dua poin itu itu saat menjadi narasumber dalam Webinar bertajuk "Pilkada Aman Covid-19 dan Demokratis". Webinar itu hasil kerjasama dari Ditjen Otonomi Daerah Kemendagri, Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (Arsada) dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI).  


Kastorius mengatakan, indikator sukses tersebut merupakan rangkuman dari berbagai pendapat yang dihimpun oleh pemerintah dan para stakeholder dalam rentang waktu lima bulan terakhir dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020.

Indikator itu juga merupakan hasil pengkajian atas pengalaman beberapa negara yang melaksanakan Pilkada di masa pandemik Covid-19, khususnya Korea Selatan.

"Dalam lima bulan terakhir, berbagai rapat dan pertemuan yang dikomandoi oleh Menteri Dalam Negeri, Pak Tito Karnavian, dan oleh Pak Dirjen Otda, serta  komponen lain di Kemendagri, untuk membicarakan dan kemudian memutuskan, memilih skenario optimis untuk melanjutkan tahapan Pilkada  Serentak yang akan diadakan pada bulan Desember," kata Kastorius.

Ia menekankan, penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 dengan partisipasi masyarakat yang tinggi dengan dibarengi protokol kesehatan yang ketat sehingga tidak memicu penularan Covid-19, akan menjadi reputasi yang baik bagi bangsa Indonesia di mata dunia.

Oleh karena itu, ia mengatakan Kemendagri akan mengerahkan seluruh sumber daya untuk menyukseskan Pilkada Serentak 2020 bersama dengan elemen-elemen pemangku kepentingan lainnya.

"Minggu lalu kami mengadakan webinar dengan PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI),  da memyampaikan pegalaman ini. Pihak IDI mengatakan siap mendukung. Bukan hanya pasif tetapi juga ikut dalam supervisi dan mentoring ketika protokol kesehatan itu diterapkan. Harapan kami rumah sakit yang tergabung dalam Arsada dan PERSI juga akan bergerak dalam arah yang sama. Rumah sakit  memiliki peran vital dan unik dalam Pilkada ini," kata Kastorius.

Pilkada Serentak 2020 menjadi unik, kata Kastorius, karena adanya keharusan  penerapan protokol kesehatan dengan disiplin yang tinggi. Hal itu telah dirumuskan secara detil oleh seluruh elemen yang turut pada proses penyelengaraan yang pada akhirnya diputuskan oleh KPU.

Dalam kaitan ini, kata Kastorius, keterlibatan narasumber yang kredibel untuk berbicara tentang kesehatan, yang dimotori oleh para dokter dan rumah sakit, sangat diperlukan.

Ia mengatakan peran para profesional kesehatan dan rumah sakit dapat membantu masyarakat memperoleh keyakinan bahwa penyelenggaraan Pilkada yang dipersiapkan secara matang akan dapat terlaksana dengan aman, dengan perlindungan dan pencegahan yang tepat terhadap  risiko tertular Covid-19.

Kastorius mengisahkan pengalaman Korea Selatan yang mengadakan pemilu pada 15 April lalu dengan partisipasi politik mencapai 62 persen lebih, tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Hal itu menyebabkan Korea Selatan dijadikan sebagai salah satu rujukan pelaksanaan pemilu di tengah pandemi, sebab berhasil melaksanakannya tanpa menyebabkan penularan Covid-19.

"Mendagri sudah menerima Dubes Korsel di Kemendagri, dan dalam pertemuan diterangkan secara jelas bahwa Pemilu di tengah pandemi sangat dimungkinkan berhasil bila kita mampu meyakinkan masyarakat, kontestan dan penyelenggara pemilu bahwa pemilu tidak mengancam keselamatan dan kesehatan apabila dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang benar," kata Kastorius.

Selain Stafsus Menteri, turut menjadi pembicara pada webinar ini adalah Direktur Jenderal Otonomi Daerah, Akmal Malik, Direktur FKKPD Kemendagri, Makmur Marbun, Ketua Umum PERSI, Kuntjoro Adi Purjanto dan ketua Umum Arsada, Dr. Heru Ariyadi, yang diwakili oleh Sekjen Arsada, Khafifah Any. Turut juga memberi saran ketua Dewan Penyantun PERSI, Umar Wahid.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya