Posko pengujian Covid-19 di Beijing/Net
Pemerintah Beijing telah mengendalikan penyebaran infeksi Covid-19 yang muncul baru-baru ini. Meski otoritas kesehatan tetap bersiap untuk penyebaran yang lebih massif.
Demikian yang disampaikan oleh Kepala Ahli Epidemiologi dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China, Wu Zunyou pada Kamis (18/6), seperti yang dilansir Reuters.
"Epidemi di Beijing telah dikendalikan," tegas Wu.
"Ketika saya mengatakan bahwa itu di bawah kendali, bukan berarti jumlah kasus akan berubah menjadi nol pada esok hari atau lusa," lanjutnya.
"Tren akan bertahan untuk jangka waktu tertentu, tetapi jumlah kasus akan menurun, seperti tren yang kami lihat di Beijing pada Januari dan Februari," sambungnya.
Berdasarkan data dari pemerintah, Beijing sudah mencatatkan 158 infeksi yang telah dikonfirmasi sejak 11 Januari atau sejak munculnya klaster Pasar Xinfadi.
Menurut Wu, dari angka yang ada saat ini, kasus pada 13 Juni merupakan puncak dari wabah Covid-19 yang baru muncul di Beijing. Sementara itu untuk Rabu (17/6), Beijing memiliki 21 kasus baru, turun dari 31 kasus di hari sebelumnya.
Meski jumlahnya tidak banyak jika dibandingkan negara-negara lain, namun pihak berwenang di China bertindak cepat mengingat risiko dari klaster tersebut sangat tinggi.
Misalnya, beberapa hari setelah klaster ditemukan, pemerintah kota menetapkan Beijing ke dalam status waspada tingkat dua atau tertinggi kedua dalam empat level tanggap darurat. Selain itu, pemerintah dengan sigap melakukan pengetesan massal bagi siapa pun yang melakukan kunjungan ke Pasar Xinfadi dan sekitarnya.
Pemerintah juga melakukan pembatasan pergerakan, khususnya di beberapa daerah yang telah ditandai sebagai area berisiko tinggi dan menengah.