Berita

Dutabesar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi/Net

Dunia

Bocorkan Rahasia Korea Selatan Tangani Covid-19, Dubes Umar Hadi: Pertimbangan Keilmuan Mengalahkan Politik

KAMIS, 18 JUNI 2020 | 16:52 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Penanganan wabah Covid-19 oleh Korea Selatan telah banyak dipuji, baik oleh negara lain ataupun warganya sendiri. Padahal, Korea Selatan memiliki ancaman yang besar mengingat keterhubungannya yang tinggi dengan China.

Lalu, apa yang membuat Korea Selatan berhasil mengontrol penyebaran infeksi?

Dutabesar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi, mengatakan, dekatnya geografis dan tingginya keterhubungan dengan China menjadi alasan Korea Selatan untuk lebih peka dan lebih cepat menyalakan "alarm" bahaya.


"Pada 15 Januari, saya ingat hari itu, saya sempat bertanya kepada Menteri Kesehatan (Korea Selatan). Beliau jelaskan, 'kita sudah persiapkan'," papar Umar Hadi dalam diskusi virtual "Tangkis Corona Cara Korea) yang diselenggarakan oleh Jejaring Media Siber Indonesia (JMSI) pada Kamis (18/6).

Umar Hadi juga mengatakan, pengalaman Korea Selatan dengan wabah SARS dan MERS membuat sistem kesehatan masyarakat di sana memiliki kapasitas untuk menghadapi wabah penyakit menular.

Namun begitu, menurut Umar Hadi, ada tiga hal berdasarkan analisisnya yang membuat Korea Selatan berhasil mengontrol penyebaran Covid-19.

"Pertama, ada kesiapsiagaan dari otoritas kesehatan nasional hingga daerah. Antisipasi sudah ada sehingga otoritas kesehatan publik mampu melakukan 30 ribu tes setiap hari," ujarnya.

Dalam hal tersebut, otoritas kesehatan juga memiliki kemampuan untuk melakukan pelacakan kontak dengan memanfaatkan teknologi.

Hebatnya, kata Umar Hadi, masalah privasi sudah tidak menjadi persoalan karena pemerintah sudah membuat aturan agar bisa mengakses telepon hingga kartu kredit warga jika terjadi wabah seperti saat ini.

Selanjutnya, menurut Umar Hadi, koherensi kebijakan pemerintah menjadi satu hal yang penting dalam penanganan Covid-19 di Korea Selatan.

"Gugus tugas langsung dipimpin Perdana Menteri dan melibatkan semua menteri serta kepala daerah. Semua kebijakan basisnya data ilmiah yang dimiliki KCDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea)," terangnya.

Ia menjelaskan, semua informasi terkait dengan Covid-19, harus dikeluarkan oleh KCDC. Sehingga lembaga tersebut menjadi pedoman.

"Ada scientific leadership sehingga pertimbangan-pertimbangan politik tidak bisa mengalahkan pertimbangan keilmuan," tegasnya.

Dan hal terakhir adalah, partisipasi publik dari Korea Selatan yang sangat tinggi. Di mana warga Korea Selatan diedukasi sedemikian rupa hingga secara individu saling berbagi rasa tanggung jawab.

Buktinya, meski pemerintah Korea Selatan tidak pernah memberlakukan denda ataupun hukuman lain terhadap pelanggar aturan pembatasan sosial, namun warga memiliki kedisiplinan yang tinggi.

"Tambahannya yaitu, saya katakan, keunggulan riset, teknologi, dan inovasi. Warga mendapatkan informasi yang cukup sehingga bisa menentukan pilihan," pungkasnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya