Berita

Presiden China, Xi Jinping/Net

Dunia

Trump Tandatangani UU HAM Uighur, China: AS Akan Dapat Konsekuensinya

KAMIS, 18 JUNI 2020 | 13:14 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

China mengkritik langkah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang telah menandatangani pengesahan UU Hak Asasi Manusia Uighur.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis (18/6), Kementerian Luar Negeri China menentang Keras UU HAM Uighur karena telah merugikan kepentingan China.

Kementerian juga mengurai, persoalan penahanan etnis Uighur yang mayoritas beragama muslim dilakukan untuk memerangi kekerasan, terorisme, dan separatisme. Penahanan tersebut tidak terkait dengan isu HAM atau kebebasan beragama.


"China mendesak AS untuk segera memperbaiki kesalahannya dan berhenti menggunakan rancangan undang-undang (RUU) yang merugikan kepentingan China," ujar kementerian seperti dikutip Sputnik.

"Masalah-masalah terkait Xinjiang bukan mengenai hak asasi manusia, etnis, atau agama, tetapi tentang memerangi kekerasan, terorisme, dan separatisme," papar kementerian.

Selain itu, kementerian juga menggarisbawahi bahwa UU HAM Uighur telah secara terang-terangan telah memfitnah dan mencampuri urusan dalam negeri China.

Dalam pernyataan tersebut, kementerian juga memberikan peringatan bahwa China akan membalas dengan tegas tindakan AS dan negeri Paman Sam tersebut akan mendapatkan konsekuensinya.

Pada Rabu (17/6), Trump telah menandatangani UU HAM Uighur terkait dengan pemberlakuan sanksi terhadap para pejabat China yang dianggap bertanggung jawab atas penahanan massal terhadap etnis Uighur di Xinjiang.

Berdasarkan UU tersebut, pemerintah AS bisa menentukan pejabat China mana yang bertanggung jawab atas pelanggaran HAM terhadap etnis Uighur dan minoritas lainnya.

Setelah itu, Washington bisa memberikan sanksi dengan membekukan aset yang dimiliki oleh para pejabat China tersebut dan melarang mereka masuk ke AS

China sendiri selama ini telah membantah klaim yang menyebutkan pihaknya telah menahan setidaknya satu juta muslim Uighur di kamp-kamp.

China berdalih, kamp-kamp tersebut merupakan pusat pendidikan kejuruan untuk membantu etnis Uighur mempelajari bahasa resmi dan mendapat keterampilan profesional.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya