Berita

Ilustrasi buku John Bolton/Net

Dunia

Lewat Buku, John Bolton Tuding Trump Telah Minta Bantuan Xi Jinping Untuk Menangkan Pemilu AS 2020

KAMIS, 18 JUNI 2020 | 08:22 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Mantan penasihat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton, menuding Presiden Donald Trump telah meminta bantuan kepada Presiden China, Xi Jinping, untuk bisa memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) 2020.

Tudingan tersebut disampaikan Bolton dalam buku barunya yang dikutip oleh The Washington Post, The New York Times, dan The Wall Street Journal pada Rabu (17/6).

Buku yang berjudul "The Room Where It Happened" itu sendiri baru akan dirilis pada Selasa depan (23/6).

Dalam kutipan yang dirilis media, Johnson mengklaim Trump sering diremehkan oleh para pembantunya karena tidak memiliki pengetahuan mengenai geopolitik dasar.

Ia juga mengatakan, Trump siap untuk mengabaikan pelanggaran hak-hak orang China. Di mana yang paling mengejutkan, Trump mengatakan kepada Xi bahwa penahanan massal terhadap muslim Uighur merupakan hal yang tepat.

Tak ayal, seperti dilansir CNA, Trump telah mengajukan gugatan untuk memblokir buku Bolton.

"Saya kesulitan mengidentifikasi keputusan Trump yang signifikan selama masa jabatan saya di Gedung Putih, yang tidak didorong oleh perhitungan pemilihan ulang," tulis Bolton.

Ia juga mengungkapkan bagaimana Trump berusaha menekan Joe Biden untuk memenangkan pemilu 2020 hingga akhirnya ia sendiri yang dimakzulkan.

Menurut Bolton, dalam pertemuan penting dengan Xi pada Juni tahun lalu, Trump mengalihkan pembicaraan penyelesaikan perang dagang dengan pemilu 2020. Bolton bahkan mengklaim, Trump memohon kepada Xi untuk membantu memenangkan pemilu 2020 dengan kemampuan ekonomi China.

"Saya akan mencetak kata-kata persis Trump tetapi proses tinjauan pra-publikasi pemerintah telah memutuskan sebaliknya," kata Bolton, merujuk pada persyaratan berbulan-bulan ketika naskah bukunya diperiksa oleh badan-badan AS.

Bolton merupakan mantan penasihat keamanan nasional di Gedung Putih semasa pemerintahan Trump. Ia bertahan selama 17 bulan hingga mengundurkan diri pada September 2019.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya