Presiden Amerika Serikat, Donald Trump; Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un; dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in/Net
Buruknya hubungan antara Korea Utara (Republik Rakyat Demokratik Korea) dengan Korea Selatan (Republik Korea) merupakan hasil ikut campur tangan Amerika Serikat (AS). Untuk itu, AS harus mundur dari isu Semenanjung Korea.
Demikian kiranya bunyi pernyataan bersama dari Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea dan Partai Pelopor yang diterima oleh Kantor Berita Politik RMOL pada Rabu (17/6).
"Kami minta keras AS mundur dari isu Semenanjung Korea agar perdamaian Semenanjung Korea bisa terwujud," tegas mereka.
Mereka menjelaskan, jika melihat sejarah, hubungan persahabatan antar-Korea sudah terwujud jika AS tidak memaksa Korea Selatan untuk menjauhi Korea Utara dan tidak melabeli Pyongyang sebagai musuh.
"Kalau dilihat, semua aksi AS adalah hipokritis dan mereka tidak ingin memperbaiki hubungan antara RRD Korea. Apa yang mereka kejar adalah kehancuran pemerintah RRD Korea dengan senjata," jelas mereka.
Hal tersebut juga dilihat dari kebijakan AS terhadap Korea Utara dalam dua tahun terakhir, dalam proses pembicaraan denuklirisasi.
Selama dua tahun terakhir, Korea Utara telah mengembalikan warga AS yang ditangkap karena melanggar hukum, lalu menghentikan uji tes senjata nuklir dan rudal antarbenua, serta mengembalikan mayat tentara AS tertinggal di Korea Utara pada waktu perang Korea.
"Tetapi AS masih bermusuhan terhadap RRD Korea dan menerapkan sanksi lebih keras terhadap mereka dan membawa lebih banyak senjata-senjata di Korea Selatan," tambah mereka.
Selain itu, juga dapat dilihat dari posisi AS dalam ketegangan Korea Utara dan Korea Selatan baru-baru ini. Di mana AS tidak menyinggung aksi para pembelot yang telah memantik permusuhan, melainkan fokus pada aksi balasan Korea Utara yang dianggapnya sangat mengecewakan.
Dengan berbagai tindakan tersebut, Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Korea dan Partai Pelopor meminta AS untuk segera menghentikan tindakan bermusuhan dengan Korea Utara. Termasuk dengan menarik semua personel militernya dari Korea Selatan serta tidak ikut campur dalam perdamaian di Semenanjung Korea.
"Dengan pernyataan bersama ini, kami sekali lagi ingin menyampaikan dukungan dan solidaritas kepada RRD Korea yang berjuang untuk jaga kedaulatan dan martabat mereka serta meminta keras kepada AS untuk menarik diri dari kebijakan bermusuhan terhadap RRD Korea," pungkas mereka.