Berita

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan/RMOL

Hukum

Didukung Banyak Pihak, Novel Baswedan Senang Masyarakat Indonesia Semakin Kritis

RABU, 17 JUNI 2020 | 16:10 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan mengaku senang masyarakat saat ini semakin kritis terhadap proses hukum yang dinilai tidak adil.

Hal itu disampaikan Novel Baswedan saat menjadi narasumber diskusi berjudul "Novel Baswedan Mencari Keadilan: Mengupas Tuntas Tuntutan Jaksa" yang diunggah akun YouTube Kanal Pengetahuan FH UGM, Rabu (17/6).

Menurut Novel Baswedan, dukungan publik terhadap kasus penyiraman air keras yang menimpanya merupakan hal yang luar biasa.


"Yang pertama dukungan dari publik ini suatu hal yang luar biasa, tentunya saya tidak akan menakar apakah cukup atau tidak, saya lebih concern bahwa setiap perbuatan kesewenang-wenangan, perbuatan menggunakan kewenangan untuk berbuat tidak adil atau berbuat dengan cara-cara yang buruk ini harus direspons dengan protes, tidak boleh dibiarkan," ucap dia.

Bahkan, Novel Baswedan merasa senang karena masyarakat Indonesia saat ini semakin kritis terhadap penegakan hukum yang dinilai tidak adil.

"Saya senang karena ternyata masyarakat Indonesia sedemikian kritis dengan hal ini. Bisa dibayangkan kalau perbuatan dengan arogansi hukum seperti ini tidak diprotes, dibiarkan, maka apakah kita masih punya harapan untuk penegakan hukum yang baik ke depan? Saya kira itu angan-angan," jelas dia.

Karena itu, lanjut Novel Baswedan, masyarakat harus menunjukan bahwa arogansi hukum yang dapat menghancurkan hukum harus diprotes dengan keras.

"Kita harus menunjukkan bahwa arogansi hukum yang menghancurkan hukum, yang membuat wajah hukum sedemikian carut marut dan compang-camping, haruslah dibenahi, harus diprotes dengan keras, dengan serius, dengan lugas," sebutnya.

"Karena kita berharap ke depan hal itu tidak boleh lagi dilakukan, ini kepentingan bukan hanya kepentingan saya sebagai korban, tapi respons publik yang baik. Saya berharap semakin ditingkatkan, karena tidak boleh diam, tidak boleh kemudian kita memilih untuk tidak berbicara atau memaklumi atau membiarkan hal itu apapun alasannya, karena ini sangat penting," pungkas Novel Baswedan menambahkan.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya