Berita

Perdana Menteri India, Narenda Modi/Net

Dunia

PM Modi 'Hilang' Saat India-China Bentrok, Oposisi: Kita Harus Tahu Apa Yang Terjadi

RABU, 17 JUNI 2020 | 14:32 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Oposisi pemerintah India kembali mempertanyakan keberadaan Perdana Menteri Narendra Modi di tengah bentrokan yang terjadi antara Delhi dan Beijing di wilayah Ladakh baru-baru ini.

Mantan Ketua Partai Kongres, Rahul Gandhi dalam cuitannya di akun Twitter-nya pada Rabu (17/6) mendesak pemerintah untuk segera memberikan informasi terkait bentrokan dua negara.

"Mengapa PM (Modi) diam? Mengapa dia bersembunyi," ujar Gandhi seperti dikutip Sputnik.


"Cukup sudah. Kita perlu tahu apa yang terjadi. Bagaimana bisa China membunuh prajurit kita? Bagaimana bisa mereka mengambil tanah kita?" tambahnya.

Sehari sebelumnya, Selasa (16/6, Modi diketahui telah diberi pengarahan mengenai perkembangan kondisi perbatasan oleh Menteri Pertahanan Rajnath Singh dan komandan pasukan bersenjata. Kendati begitu, hingga saat ini ia tidak memberikan komentar apapun.

Bentrokan baru-baru ini antara India dan China merupakan yang terburuk dalam beberapa dekade. Itu bahkan terjadi ketika kedua negara sedang melakukan proses perundingann damai di wilayah Galwan.

Berdasarkan pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri pada Senin (15/6) dari sore hingga malam, tentara India dan China terlibat bentrokan karena pihak Beijing berusaha untuk mengubah status quo.

"Kedua belah pihak menderita korban yang bisa dihindari seandainya ada kesepakatan diikuti dengan cermat oleh pihak China," ujar Kemlu India menyalahkan China.

Di sisi lain, jurubicara Kemlu China, Zhao Lijian, mengatakan telah terjadi pelanggaran terhadap konsensus yang dicapai oleh kedua belah pihak.

"Apa yang mengejutkan adalah bahwa pada tanggal 15 Juni, pihak India sangat melanggar konsensus kami dan dua kali melewati garis perbatasan dan memprovokasi dan menyerang pasukan China, menyebabkan konfrontasi fisik yang keras antara kedua pasukan perbatasan," papar Zhao.

India dan China telah melakukan negosiasi untuk menyelesaikan sengketa perbatasan selama beberapa dekade terakhir. Sejauh ini mereka telah mengadakan 22 putaran pembicaraan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya