Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Rully Akbar/RMOL
Tingkat kecemasan masyarakat akan ekonomi lebih besar dibandingkan terpapar virus corona baru atau Covid-19. Itulah yang disimpulkan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) berdasarkan hasil sejumlah riset.
Peneliti LSI, Rully Akbar memaparkan, setidaknya ada tiga sumber yang dijadikan dasar kesimpulan bahwa kecemasan ekonomi lebih besar dibanding kecemasan akan kesehatan atau terpapar Covid-19.
“Yang pertama, riset Voxpopuli Center, riset eksperimental Denny JA dan Eriyanto, kemudian dari Gallup Poll,†kata Rully dalam konferensi pers virtual, Jumat (12/6).
Di samping sumber data tersebut, Rully mengatakan, hasil riset yang dilakukan oleh LSI juga menemukan lima alasan mengapa Indonesia mengalami pergeseran, dari yang tadinya cemas akan bahaya Covid-19 tapi dikalahkan oleh kecemasan terpapar 'virus' ekonomi.
Alasan pertama, papar Rully, yaitu meluasnya pemberitaan kesuksesan banyak negara untuk keluar dari pandemik Covid-19 seperti Selandia Baru, Jerman, Hong Kong, dan Korea Selatan. Di negara-negara tersebut virus corona dapat dikendalikan walaupun vaksin belum ditemukan.
“Contoh konkret negara tersebut cukup mengurangi kecemasan akan bahaya virus corona, terlebih dalam pemberitaannya perekonomian negara-negara itu mulai bangkit dan hidup lagi,†kata Rully.
Kemudian alasan kedua, meluasnya kemampuan menerapkan protokol kesehatan dalam mengurangi sekaligus memutus rantai penyebaran Covid-19. Hal ini, kata Rully membentuk persepsi yang kuat walaupun vaksin belum ditemukan manusia punya alat lain untuk melawan dan melindungi dirinya.
Ketiga, makin menipisnya ekonomi atau tabungan di saat penerapan PSBB maupun
Lockdown jadi salah satu penyumbang yang mengikis kecemasan akan bahaya virus corona.
“Terutama dirasakan di kalangan lapisan menengah ke bawah, kelaparan terasa lebih mengancam dan konkret,†jelas Rully.
Keempat, jumlah warga yang terkena PHK lebih besar dibanding mereka yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Alasan terakhir, mulai turunnya grafik orang yang terpapar ataupun meninggal akibat Covid-19.
Kelima alasan tersebut dinilai
LSI menjadi penyebab kecemasan masyarakat mulai beralih. Dari semula khawatir terinfeksi corona, kini jadi lebih cemas ketika perutnya tak bisa diisi makanan.