Berita

Ilustrasi siswa di China/Net

Dunia

Pasca Lockdown, Angka Bunuh Diri Siswa Di China Meningkat

KAMIS, 11 JUNI 2020 | 08:20 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Meski China sudah mulai kembali ke kehidupan normalnya, namun dampak kuncian atau lockdown yang diberlakukan pemerintah selama berbulan-bulan masih terasa.

Guru dan pihak sekolah di China mengaku, banyak siswa yang kembali ke sekolah dengan tumpukan masalah kesehatan mental. Beberapa siswa juga harus bergulat dengan konflik keluarga yang semakin intens selama kuncian.

Kondisi tersebut memicu kecemasan pasca-kuncian yang mempengaruhi kinerja akademik para siswa. Media lokal bahkan melaporkan meningkatnya kasus bunuh diri di antara remaja.


Majalah Caixin pada Mei mengungkap, di distrik Pudong,  Shanghai telah terjadi 14 kasus bunuh diri yang melibatkan siswa sekolah dasar dan menengah untuk tahun ini.

Wakil Walikota Pudong New Area Shanghai, Li Guohua mengaku, angka tersebut lebih tinggi dari kumulatif angka bunuh diri selama tiga tahun terakhir.

"Ini puncak gunung es," tekan Li seperti dikutip CNA.

Selain itu, Health Times pada Minggu (7/6) melaporkan, sebanyak 18 siswa telah melakukan aksi melompat dari bangunan hanya dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Meski begitu, saat ini, artikel tersebut sudah dihapus.

Saat ini, fokus sekolah bukan hanya mengacu pada nilai akademik. Sekolah dan pemerintah daerah di negeri tirai bambu dituntut untuk fokus pada kesehatan mental siswa. Bunuh diri yang menjadi topik tabu dalam masyarakat China mulai dipelajari.

"Ada beberapa insiden yang memilukan ketika sekolah dibuka kembali. Ini menyoroti pentingnya mempromosikan pengembangan kesehatan mental pada siswa," ujar Walikota Zhuhai selatan, Yan Wu, pada pertemuan parlemen tahunan China bulan lalu.

Dalam pertemuan tersebut, setidaknya ada empat delegasi yang mengajukan proposal yang sama, kebutuhan akan kesehatan mental siswa.

Berdasarkan sebuah survei online yang dilakukan terhadap 1,22 juta siswa sekolah dasar dan menengah pada Maret, disimpulkan, sebanyak 10,5 persen siswa berpotensi memiliki masalah kesehatan mental.

Namun, survei yang dilakukan oleh komisi kesehatan provinsi selatan Guangdong dan sebuah universitas tersebut tidak mempublikasikan rincian mengenai kesehatan mental yang dialami para siswa.

Untuk menangani isu sosial tersebut, pemerintah daerah di Kota Wuhan, Provinsi Hainan, dan Shanghai mulai menyediakan kelas "pendidikan kehidupan" yang bertujuan untuk membantu siswa mengatasi stres dan kesedihan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya