Berita

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, bentuk tim Covid-19 Hunter untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona/Istimewa

Nusantara

Gubernur Khofifah Terjunkan Tim Covid-19 Hunter Ke Daerah Untuk Lakukan Tes Massal

JUMAT, 05 JUNI 2020 | 14:32 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Berbagai upaya dan terobosan guna menekan dan menghentikan penyebaran virus corona baru (Covid-19) terus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Teranyar, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, membentuk dan menerjunkan tim Covid-19 Hunter guna melakukan screening atau tes massal ke 10 daerah di Jatim yang memiliki OTG maupun PDP di atas 52 persen.

Screening ini mencakup rapid test untuk screening awal, dan bagi yang hasilnya reaktif ditindaklanjuti dengan swab test dengan PCR dan Tes Cepat Molekular (TCM).


Wilayah yang disasar tim Covid-19 Hunter Jatim adalah Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Kediri, Tulungagung, Gresik, Bangkalan, Nganjuk, Lamongan,  Madiun, Jember, dan Probolinggo. Sedangkan khusus untuk Kota Surabaya telah dilakukan tes mobile secara massal.

"Tim Covid-19 Hunter akan bergerak mulai besok menyasar Kabupaten Sidoarjo, Gresik, Tulungagung, Kediri, Kota Kediri, dan Bangkalan. Petugas akan di sana empat sampai lima hari melakukan rapid test dan swab secara massal. Pemkab/Pemkot bersama dukungan Forkopimda sebagai leading sector-nya," jelas Gubernur Khofifah saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (4/6).

Untuk hindari kerumunan, nama-nama OTG dan PDP telah didata lebih dulu oleh Dinkes Kabupaten/Kota masing-masing. Kemudian mendapat jadwal harian untuk melaksanakan tes.

"Tim Covid-19 Hunter akan turun mulai hari ini, Jumat (5/6). Kira-kira tim ini di lapangan 4-5 hari sehingga warga yang teridentifikasi OTG dan PDP dapat di rapid test dan jika reaktif akan di tes swab secara langsung. Jika hasil PCR test menunjukkan positif maka langsung dirujuk ke rumah sakit agar segera mendapatkan treatment sehingga diharapkan juga segera sembuh," tegas Khofifah.

Lebih lanjut, dijelaskan Khofifah, tingginya angka OTG dan PDP di beberapa daerah menjadi alasan utama mengapa tim Covid-19 Hunter ini diturunkan di daerah-daerah tersebut. Apalagi, saat ini OTG yang berpotensi positif   Covid-19 bisa mencapai sekitar 35 persen, sementara PDP berpotensi positif Covid-19 sampai 55 persen.

"Saya ambil contoh misalnya Bangkalan. Di Bangkalan ini tercatat PDP-nya 34, tetapi OTG-nya sudah 708, jadi artinya OTG yang tinggi. Jika tidak segera dilakukan rapid test, kalau reaktif tidak segera diswab, maka ada kekhawatiran dia tanpa gejala tapi dia carrier. Maka berpotensi menyebarkan atau menularkan virus Covid-19. Hal ini juga terjadi di Tulungagung, dan daerah lainnya," jelasnya.

Saat ini antara PDP dan OTG sama-sama berisiko tinggi. Karenanya, imbuh Khofifah, tim teknis yang diturunkan ke daerah adalah dengan formasi lengkap sebagai upaya untuk mencegah sampai tahapan menghentikan penyebaran Covid-19 di Jawa Timur.

"Kami memutuskan untuk turun bersama tim lengkap dengan komponen dokter, analis, dan perawat. Serta menyediakan rapid test, Virus Transport Medium (VTM) dan cartridgenya. Sedangkan, petugas pengambil swab disiapkan dari kabupaten/kota," terang orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.

Gubernur Khofifah berharap, upaya dari Pemprov ini mendapat dukungan dari Bupati dan Walikota daerah-daerah tersebut. Sehingga kebersamaan dan sinergi yang terbentuk benar-benar dapat signifikan menekan bahkan menghentikan penyebaran Covid-19 di Jawa Timur.

"Karena itu saya mohon kepada para bupati atau walikota untuk bisa bersinergi, bersama dan terus bergotong royong. Sehingga, percepatan memutus mata rantai Covid-19 bisa kita lakukan bersama sama," pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso menjelaskan, tim Covid-19 Hunter menjadi bagian dari tracing penderita Covid-19. Apabila setelah dilakukan tracing oleh tim Covid-19 Hunter angka penderita Covid-19 bertambah, masyarakat diminta tidak kaget.

"Dengan semakin banyaknya yang terdeteksi oleh tim Covid-19 Hunter, maka akan diketahui titik mana yang perlu dilakukan observasi dan mana yang butuh isolasi sampai dengan layanan berbasis rumah sakit. Tujuannya penyebaran Covid-19 segera putus mata rantainya," tutupnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya