Berita

Ahli epidemiologi Anders Tegnell dari Swedia berbicara selama konferensi pers coronavirus di Stockholm/Net

Kesehatan

Strateginya Dalam Penanganan Covid-19 Ternyata Keliru, Swedia Minta Maaf Karena Angka Kasus Bertambah

KAMIS, 04 JUNI 2020 | 07:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Swedia akhirnya menunjukkan penyesalan atas strategi yang diterapkannya dalam penanganan virus corona yang ternyata kurang memberikan efek baik.

Swedia yang sebelumnya melakukan kebijakan herd immunity, kini menyesali strategi tersebut, apalagi ketika melihat jumlah kasus dan korban meninggal yang semakin menunjukkan peningkatan.

Ahli epidemiologi Swedia Anders Tegnell mengungkapkan seharusnya negara itu bisa berbuat lebih banyak untuk penanganan virus.


"Terlalu banyak yang meninggal terlalu cepat, dan Swedia seharusnya berbuat lebih banyak untuk menghentikan penyebaran virus corona pada tahap awal," katanya kepada radio publik Swedia, Rabu (3/5).

"Jika kita menghadapi penyakit yang sama di kemudian hari, kita jadi tahu persis apa yang kita ketahui tentang hari ini. Saya pikir kita akan memutuskan untuk melakukan sesuatu di antara apa yang dilakukan oleh seluruh dunia," katanya, seperti dikutip dari Nzherald.

Tegnell menjadi salah satu epidemiologi yang memberikan masukan bagi pemerintah Swedia tentang kebijakan yang diambil untuk mengatasi pandemi corona.

Swedia tidak memberlakukan kebijakan penguncian yang ketat untuk mencegah penyebaran. Bisa jadi hal itu yang mendorong angka kasus bertambah. Di antara negara-negara Eropa dan dunia, Swedia paling menonjol untuk soal kelalaiannya karena melakukan penguncian dan hanya mengandalkan kesadaran masyarakat, sementara sekolah, bar, dan restoran tetap dibuka sepanjang waktu.

Swedia, sebuah negara berpenduduk 10,2 juta orang, mencatat angka 4.468 kematian terkait dengan Covid-19, angka yang jauh lebih banyak dari negara tetangganya di Nordik dan salah satu tingkat kematian per kapita tertinggi di dunia.

Pihak berwenang di Swedia, termasuk Tegnell, menerima banyak kritikan akibat kelalaian mereka dengan strateginya itu. Pemerintah telah menyampaikan permintaan maaf karena gagal melindungi warga lanjut usia dan penghuni panti jompo.

Dari segala kelalaian dan kesalahan itu, pemerintah akan berupaya memperbaikinya.

"Mungkin kita tahu bahwa sekarang, ketika Anda mulai melonggarkan langkah-langkah, kita bisa mendapatkan semacam pelajaran tentang apa lagi, selain apa yang kita lakukan, Anda bisa melakukannya tanpa penghentian total," kata Tegnell.

Namun, ketika ditanya apakah angka kematian yang tinggi di negara itu telah membuatnya mempertimbangkan kembali pendekatan uniknya terhadap pandemik, Tegnell menjawab, "Ya, tentu saja."

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya