Berita

Ketua PBNU Bidang Ekonomi, Umarysah/RMOL

Politik

PBNU: Pengerahan TNI/Polri Hadapi Covid-19 Berpotensi Buka Luka Lama Hati Masyarakat

KAMIS, 04 JUNI 2020 | 05:27 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Presiden Joko Widodo mengerahkan aparat TNI/Polri dalam rangka penertiban masyarakat selama diberlakukannya Pembatasan Sosial bersakal besar (PSBB).

Saat usai meninjau MRT dan Mall di Bekasi Selasa (26/5) lalu, Jokowi mengharapkan kehadiran TNI/Polri di ruang publik, membuat masyarakat lebih tertib dan mata ratai penyebaran Covid-19 bisa ditekan.

Merespons hal itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menilai bahwa apa yang dilakukan Presiden Jokowi berpotensi membuka luka lama di masyarakat.  

Ketua PBNU Bidang Ekonomi, Umarsyah mengatakan bahwa ditugaskannya TNI/Polri dalam menertibkan masyarakat saat pandemik Virus corona baru (Covid-19) tidaklah tepat. Ia khawatir yang terjadi justru aparat berbenturan dengan masyarakat.

"Penugasan TNI/Polri itu salah kaprah, tentara diturunkan untuk menertibkan masyarakat, itu membuka luka lama. Persepsi tindakan represif aparat (TNI) sudah hampir hilang, dengan ini (penugasan TNI tertibkan masyarakat) bisa terkuak kembali," demikian kata Umarsyah saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (4/6).

Menurut Umar, apapun alasan yang digunakan pemerintah melibatkan TNI sangatlah berisiko. Sebabnya, TNI memiliki protap yang berbeda.

Terlebih dari sisi jumlah tidak sebanding dengan jumlah rakyat Indonesia yang bermukim di kawasan yang diberlakukan PSBB.

"Alasan menurunkan TNI/Polri itu berisiko. Karena tentara tidak terlatih persuasif. Secara jumlah tidak sebanding dengan jumlah rakyat Indonesia," demikian kata Umar.

Umarsyah mengaku sempat optimis dengan pertemuan Jokowi dengan tokoh lintas agama beberapa hari lalu. Ternyata dalam pertemuan hanya sebatas penyampaian informasi mengenai perkembangan Covid-19. Sedangkan para tokoh menyampaikan keresahan mengenai carut-marutnya penanganan Covid-19.

Menghadapi pandemik Covid-19, tambah Umar, langkah strategis pemerintah yang ideal adalah dengan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama.

"Padahal pemeranan tokoh agama dan masyarakat akan sangat efektif terutama membangun kesepahaman dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah menghadapi wabah Covid-19," pungkas Umarsyah.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya