Mobil Lab PCR bantuan BNPB untuk Provinsi Jatim/RMOL
Pengalihan mobil PCR bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ke kota lain membuat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini marah-marah di depan kamera (Jumat, 29/5). Dalam kemarahannya, Risma menduga ada pihak yang ingin mensabotase pekerjaannya.
Agar tidak melebar, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemerintah Provinsi Jawa Timur merasa perlu untuk menjelaskan kronologi kasus ini.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Suban Wahyudiono, dalam jumpa pers bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa serta tim Gugus Tugas Covid-19 Jatim di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jumat (29/5), menjelaskan bantuan Lab PCR itu sesuai pengajuan dan kebutuhan.
"Awalnya Gugus Tugas Provinsi Jatim bersurat tanggal 11 Mei 2020 kepada Gugus Tugas Nasional. Permohonan kami berupa permintaan dukungan percepatan penanganan diagnosis COVID-19. Kita mengajukan mobil lab PCR sebanyak 15 unit," kata Suban.
Seperti dikutip dari laman BPDB Provinsi Jawa Timur,
bpbd.jatimprov, Suban menjelaskan, selain dirinya, Pangdam V Brawijaya juga meminta hal serupa agar Provinsi Jawa Timur segera mendapatkan bantuan lab PCR.
"Pada malam harinya Bu Gubernur juga langsung telepon Ketua Gugus Tugas Percepatan Pusat Pak Doni Monardo. Disamping itu saya WA sendiri ke beliau lalu diarahkan untuk komunikasi ke pihak Deputi 1 namanya Pak Dodi, lalu bantuan PCR dan 1 unit mobil dikirim tanggal 27 Mei. Kesepakatannya diterima di RS lapangan Surabaya," jelasnya.
Suban membeberkan mobil lab PCR yang datang pertama langsung beroperasi di RSUA dan mengerjakan 200 sampel. Selain itu mobil juga beroperasi di RSU Asrama Haji untuk menggarap 100 sampel.
"300 sampel itu dikerjakan di Surabaya tanggal 27 Mei. Tanggal 28 Mei mobil diarahkan ke Sidoarjo dan Lamongan. Karena di sana banyak yang harus di-swab dan di-lab. Juga kalau kita mencermati, saya juga disurati Wali Kota Surabaya untuk meminta bantuan mobil ini tanggal 22 Mei.
Padahal mobil ini datang tanggal 27 Mei. Jadi surat ini belum kita jawab karena langsung mobil beroperasi," jelasnya.
Suban menegaskan, mobil lab PCR bukan hanya untuk Surabaya tetapi juga wilayah lain. Seperti dalam surat BNPB tertulis termasuk Sidoarjo dan Lumajang. Ia menyebut mobil lab PCR harus keliling ke daerah yang membutuhkan.
"Ini kejelasan kronologi bantuan BNPB, mobil PCR ini untuk Jatim, tidak hanya Surabaya. Spesifik juga menyebut kota lain Sidoarjo, Lumajang," kata Suban.
Selain karena permintaan dari daerah setempat, penempatan di dua daerah itu juga didasarkan atas jadwal pemeriksaan yang dirancang Ketua Gugus Tugas Kuratif Covid-19 Jatim Dr Joni Wahyuhadi.
“Dinkes Kota Surabaya memang sempat berkomunikasi tapi belum menyampaikan jadwal pemeriksaan. Sementara di Lamongan dan Tulungagung, sudah kita jadwal dan ditunggu warga di sana,†tambah Joni.
Yang juga menjadi pertimbangan, di Kabupaten Lamongan saat ini jumlah pasien yang terkonfirmasi positif sebanyak 96 orang. Jumlah itu merupakan angka tertinggi setelah wilayah Surabaya Raya.
Selain itu, mayoritas daerah di Jatim saat ini mengalami kendala keterbatasan lab PCR. Sementara, Kota Surabaya memiliki laboratorium dengan kapasitas sekitar 800 sampel per hari ditambah mobil PCR dari BIN yang berkapasitas 200 sampel per hari.
“Dengan berbagai pertimbangan itulah, maka Mobile Lab PCR itu harus berkeliling ke daerah yang membutuhkan,†tutup Suban.